Polisi Bongkar Kuburan Ricky
**Untuk Proses Penyidikan karena Pelaku Belum Terungkap MAJALENGKA – Belum terungkapnya kasus kematian Ricky Suhendi (18) bin Mulyono warga Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung yang dikeroyok oleh puluhan pemuda warga Desa Lojikobong, Kecamatan Sumberjaya mengharuskan petugas kepolisian membongkar kuburan korban untuk dilakukan otopsi, Senin (19/8). Bertempat di tempat pemakaman umum (TPU) Blok Kamis RT 02 RW 03, Desa Leuweunghapit, prosesi otopsi jenazah korban dilakukan sejak pukul 08.00 waktu setempat. Kapolres Majalengka AKBP Bulang Bayu Samudra SIP melalui Kasat Reskrim AKP H Dedi Budiana menjelaskan, pelaksanaan otopsi tersebut setelah sebelumnya mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga korban (Ricky Suhendi, red). Berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk mengetahui penyebab kematian terhadap korban dan memenuhi proses penyidikan, hal tersebut oleh karenanya perlu dilakukan otopsi. “Prosesi otopsi yang berjalan sekitar tiga jam lebih itu untuk kelengkapan berkas-berkas dan bahan keterangan tim ahli. Dari penyidikan ini nantinya kita tunggu hasil dan kesimpulannya,” jelas Dedi saat ditemui di lokasi. Menurutnya, dalam pelaksanaan penyidikan pihaknya bekerja sama dengan tim dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Losarang, Kabupaten Indramayu yang dipimpin oleh dokter Rudi. Serta menerjunkan puluhan personel lengkap dengan senjata guna mengamankan selama proses otopsi berlangsung. Pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya korban karena masih dalam proses penyidikan. Yang pasti, setelah menunggu hasil kesimpulan dari hasil otopsi atau penyebab kematian korban akan diungkap dalam persidangan nanti. Adapun baru dilakukan proses otopsi itu, pihak kepolisian baru mendapatkan persetujuan dari keluarga korban. Setelah mendapatkan kesimpulan, pihaknya juga merencanakan akan menggelar rekonstruksi pengeroyokan. “Rekonstruksi insya Allah secepatnya minggu ini akan dilaksanakan setelah ada kesimpulan. Karena berdasarkan keterangan sejumlah saksi tewasnya korban akibat dikeroyok oleh puluhan orang dengan beberapa benda tumpul yang sudah diamankan sebagai barang bukti,” terangnya. Sementara itu, Kapolsek Sumberjaya Kompol H Soeparno SH menambahkan, kepastian hukum dilakukannya proses otopsi jenazah korban pengeroyokan yang baru digelar pekan ini karena sebelumnya melihat situasi keamanan. Terlebih dari pihak keluarga menyetujui setelah diberikan arahan serta pembinaan guna proses penyidikan penyebab tewasnya korban ini bisa diketahui. Dari barang bukti atau alat yang diduga untuk menghabisi nyawa korban tersebut, di TKP petugas menemukan batu, botol bekas minuman keras, serta benda tumpul lainnya yang sudah diamankan. Ditanya situasi dan kondisi pasca terjadinya kasus pengeroyokan tersebut, pria yang akrab disapa Mbah ini menegaskan situasi selama dua pekan pasca terjadinya kasus pengeroyokan tersebut terbilang kondusif. Kedua belah pihak baik dari warga Desa Lojikobong Kecamatan Sumberjaya serta Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung sudah saling mengerti dan menerima peristiwa itu. Masyarakat sudah menyerahkan kasus ini kepada pihak berwajib yang hingga kini masih dalam penyelidikan penyebab tewasnya korban tersebut. “Begitupun pihak keluarga yang sudah mengikhlaskan kematian salah satu anggota keluarganya. Alhamdulillah imbauan yang diberikan oleh TNI dan Polri dapat diterima dengan baik. Terlebih yang berbuat salah sudah diamankan di Mapolres Majalengka dan siap untuk menghadapi tuntutan hukum,” tambahnya diiyakan Kapolsek Ligung AKP Rasja. Pantauan Radar di TKP, proses otopsi jenazah Ricky Suhendi yang berakhir sekitar pukul 11.15 WIB itu tampak dipadati puluhan warga Desa Leuweunghapit yang ingin menyaksikan proses otopsi berlangsung. Namun demikian, guna tidak mengganggu pelaksanaan penyidikan itu petugas memasang police line serta memasang tenda dan penutup di lokasi kuburan korban selama kegiatan tersebut berlangsung. (ono) Foto: Ono Cahyono/Radar Majalengka OTOPSI JENAZAH PENGEROYOKAN. Guna memenuhi berkas-berkas penyidikan, akhirnya petugas kepolisian Majalengka beserta tim dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Losarang, Kabupaten Indramayu membongkar makam korban. Petugas juga memasang garis polisi guna tidak mengganggu selama berlangsungnya proses otopsi tersebut akibat banyaknya warga yang ingin menyaksikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: