Alun-alun Baru, Kenapa Namanya Kejaksan? Ini Asal Muasalnya

Alun-alun Baru, Kenapa Namanya Kejaksan? Ini Asal Muasalnya

Kota Cirebon memiliki banyak cerita masa lalu. Tidak terkecuali sejarah nama sebuah tempat. Bahkan terdapat beragam versi. Termasuk penamaan Kejaksan.

NAMA ini diambil dari seorang tokoh di masa Sunan Gunung Jati. Nama itu diabadikan menjadi nama sebuah kawasan, tempat ibadah hingga Alun-alun Kejaksan.

Lantas, dari mana nama ini bermula? Pustakawan dan pemerhati sejarah Cirebon, Farihin S Hum menjelaskan, penamaan Kejaksan berhubungan dengan seorang tokoh Syekh Abdurachmin. Anak dari Syekh Sulaeman Al Bagdadi.

Yang datang bersama dengan kakaknya pada tahun 1464 untuk berguru ke Syekh Nurjati. Tiga orang bersaudara itu yakni, Syekh Abdrachman, Syekh Abdurahim dan Syarifah Bagdag.

Ketiga anaknya kemudian dikirim ke Cirebon untuk berguru pada Syekh Nurjati. Singkat cerita, Syarif Abdurrahman menjadi ayunaning orang (pemimpin masyarakat) yang bekerja membuat keramik dari tanah liat.

Kemudian ia disebut Pangeran Panjunan. Karenanya pemakamannya pun disebut Dukuh Panjunan pada 1464.

Sedangkan nama Kejaksan yang diambil dari nama jabatan Syarif Abdurrahim ketika tinggal di Cirebon. Saat itu Syarif Abdurrahim menjabat sebagai jaksa untuk mengurus agama dan disebut Pangeran Kejaksan.

Farihin menyebutkan, Cirebon pada saat itu merupakan sebuah negara. Ada ibu kota, pasukan militer, aturan tata hukumnya.

“Dalam Naskah Mertasinga, disebutkan bahwa Sunan Gunung Jati menugaskan Syekh Abdurachim menjadi jaksa. Salah satu stafnya Maulana Maghrib,” tuturnya, dalam tayangan Youtube Mesti Cirebon.

Dia menambahkan, tempat di mana Syekh Abdurahim mendirikan tempat syiar dakwah kemudian diberi nama Tajug Kejaksan. Bahkan Masjid At Taqwa dulu diberinama Tajug Agung Kejaksan. (yud)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: