Pelajar Majalengka Tolak Miss World karena Rendahkan Derajat Perempuan

Pelajar Majalengka Tolak Miss World karena Rendahkan Derajat Perempuan

JATIWANGI - Penolakan terhadap pelaksanaan kontes Miss World di Indonesia semakin meluas. Para pelajar di Kabupaten Majalengka kembali menyatakan penolakannya terhadap kontes Miss World di Indonesia. Kontes tersebut dianggap sebagai kontes yang merendahkan derajat perempuan dan merusak generasi masa depan bangsa. Hal itu dinyatakan oleh para pelajar dalam Kajian Islam Remaja yang diselenggarakan oleh Lajnah Dakwah Sekolah (LDS) Hizbut Tahrir Indonesia Kab Majalengka di Masjid Al-Hurriyyah, Jatiwangi, Rabu (28/8) . Para pelajar LDS menyatakan kontes Miss World harus ditolak karena bakal menjadi panutan buruk bagi remaja. Sementara Islam mengajarkan bahwa cantik itu bukan patokan mulia, melainkan ketaqwaan. Kontes ini juga dianggap melecehkan umat Islam dunia serta menjadi ajang eksploitasi perempuan dan remaja. \"Ajang pelaksanaan Miss World ini wajib kita tolak. Pertama, karena ajang ini merupakan bentuk eksploitasi tubuh wanita dan juga proses liberalisasi budaya di negeri Islam, terutama di Indonesia,\" ujar Ketua DPP LDSHTI Dede Tisna. Adanya proses liberalisasi budaya di tengah-tengah masyarakat akan semakin menjauhkan masyarakat ini dari nilai-nilai Islam. \"Perilaku yang bebas, tidak mau berstandar kepada Islam,\" tambahnya. Mereka juga menyerukan kepada para pengusaha yang silau dengan budaya barat agar tidak mengimpor budaya dari asing yang merusak.\"Wahai para kapitalis, jangan rusak generasi kami dengan mengimpor budaya busuk yang merendahkan derajat perempuan,\" tegas mereka. Dikatakan, memaksakkan Miss World di Indonesia, berarti mereka telah tuli dan bisu, tidak mau mendengar suara masyarakat serta efek buruk dari kontes tersebut. Diakui oleh mereka melihat kondisi negeri ini, kian hari kian menyedihkan seiring dengan meningkatnya pergaulan bebas di kalangan remaja. Tidak ada cara lagi selain perlunya pembinaan Islam yang komprehensif bagi para remaja agar terwujud generasi yang bermartabat dan tidak terjerumus kepada budaya liberal. (ara) foto ist

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: