Tradisi Baritan Tolak Bala dan Wabah Corona, 7 Ustad Adzan di 7 Persimpangan di Kertasemaya Indramayu

Tradisi Baritan Tolak Bala dan Wabah Corona, 7 Ustad Adzan di 7 Persimpangan di Kertasemaya Indramayu

INDRAMAYU - Beragam cara dilakukan warga Blok Rengaspayung, Desa Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, baik secara ilmiah maupun kebatinan untuk terhindar dari bala dan wabah covid 19 atau virus corona. Salah satunya dengan tradisi baritan.

Tradisi ini diawali dengan warga berkumpul dengan dipandu tokoh agama blok setempat. Kemudian mereka keliling blok.

Dimulai dari masjid, warga membaca doa tolak bala sambil membawa obor. Tradisi ini dilakukan Kamis malam Jumat (1/7).

Sementara, tujuh ustad yang sudah ditunjuk secara bersama-sama mengumandangkan azan setiap melewati persimpangan jalan blok.

Tradisi baritan ini menjadi sarana masyarakat setempat meminta keselamatan warga, dan sebagai sarana menolak bala.

Selain wabah corona, warga Rengaspayung juga mengalami fenomena retakan tanah di sekitar Tanggul Cimanuk yang telah merobohkan dua bangunan milik warga.

Ketua RW, Tamrin menyebutkan pelaksanaan adat baritan sudah diagendakan pihaknya bersama perwakilan masyarakat, yang menjadi sarana masyarakat Blok Rengaspayung untuk menolak bala, atau musibah.

“Tradisi ini sudah turun temurun. Sebagai sarana meminta pertolongan kepada Allah SWT agar masyarakat selalu dilindungi dari bencana dan dari wabah virus corona yang saat ini kembali mengalami lonjakan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Indramayu,” tutur Tamrin.

Dalam pelaksanaan adat baritan tersebut, lanjut Tamrin, warga berdoa untuk keselamatan semua warga Blok Rengaspayung yang saat ini sedang dilanda bencana alam amblesnya Tanggul Cimanuk yang telah merusak dua rumah warga, dan semakin meluas.

Selain itu, lanjutnya, mendoakan agar wabah virus corona yang sudah dua tahun ini melanda dunia, negera Indonesia, khususnya di Indramayu agar cepat berakhir tidak terus menerus mengggangu kegiatan perekonomian warga.

Sementara itu, Ustad Drs Saepul Nasiri mengatakan, adat baritan ini diharapkan sebagai media masyarakat Blok Rengaspayung sebagai tolak bala.

“Dengan kegiatan ini, masyarakat Rengaspayung bisa merasa lebih tenang dengan peristiwa corona dan kembalinya tanggul ambles,” kata Ustad Saepul Nasiri yang juga memimpin acara baritan.

Selain itu, Saepul berharap, masyarakat Rengaspayung terlindungi dari wabah virus corona.

“Dalam acara ini kita juga berdoa untuk kesehatan dan keselamatan para tenaga medis yang sedang berjuang merawat para pasiennya yang terpapar virus corona,” pungkasnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: