Orang Tua, Siswa dan Guru Antusias

Orang Tua, Siswa dan Guru Antusias

PEMBELAJARAN Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Kota Cirebon rencananya akan digelar mulai Senin besok. Keputusan tersebut tertuang melalui Surat Edaran Walikota tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Rencana tersebut mendapatkan tanggapan antusias dari orang tua dan juga guru. Sebab, selama 1,5 tahun pandemi Covid-19 melanda, mereka mengalami kesulitan di dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran secara daring.

Sumiyati (42) warga Kelurahan Karyamulya Kecamatan Kesambi, menyambut baik dan mendukung rencana tersebut. Menurutnya, sekolah sudah seharusnya dibuka seperti halnya sarana publik lainya. “Memang seharusnya sekolah juga sudah dibuka. Mal, pasar dan fasilitas publik lainnya kan sudah dibuka. Masak sekolah tidak dibuka-buka,” uajrnya.

Menurut Sumiyati, selama PJJ atau pembelajaran online, materi yang disampaikan guru tak banyak sehingga lebih baik pembelajaran dilakukan tatap muka. Selain itu, PJJ juga berarti menambah tugas orang tua untuk mengawasi anaknya belajar. Disamping harus juga mengurusi tugas-tugas domestik. “Kalau mereka belajar di sekolah kan mungkin tugas kita di rumah juga lebih ringan. Karena tidak perlu mengawasi anak-anak belajar online,” ujarnya.

Selain orang tua, rencana PTMT juga disambut antusias oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah. Kepala SMPN 7 Cirebon, Hj Euis Sulastri MPd mengatakan, pihak sekolah menyambut baik rencana tersebut. “Tentunya kami sangat menyambut baik. Baik dari guru, siswa dan juga orang tua siswa juga sangat antusias untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka,” ungkapnya.

Euis mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah fasilitas penunjang untuk belajar tatap muka. Seperti, penyediaan wastafel cuci tangan, hand sanitizer serta alat semprot untuk disinfektan di sekolah. “Harapan kami, dengan adanya kesiapan dari sekolah, kegiatan belajar tatap muka bisa segera terlaksana,” ungkapnya.

Senada diungkapkan oleh Hj Iis Nuraeni MPdI, Kepala SMPN 12 Cirebon. Menurutnya, rencana ini sudah dinantikan sejak lama. Baik siswa, guru hingga staf di lingkungan sekolah. Mereka sudah merindukan suasana pembelajaran langsung. “Kami semua sangat antusias menyambut dibukanya lagi sekolah. Berbagai persiapan dalam melakukan pembelajaran tatap muka juga sudah kami lakukan,” ungkapnya.

Selain sarana penunjang protokol kesehatan, sekolah juga mesti menyusun kurikulum pembelajaran, seperti pembagian jadwal sesuai dengan petunjuk pemerintah. PTMT hanya berlangsung dua jam selama sehari. Setiap mata pelajaran di kelas tidak boleh lama dari 30 menit.

\"Pengaturannya tiap pelajaran 30 menit. Tiap hari itu hanya dua jam. 50 persen siswa tidak bersekolah sekaligus. Sistemnya blended learning. Jadi ada yang datang langsung ke sekolah, dan sebagian lagi melaksanakan PJJ dari rumah,\" katanya.

Selain itu, lanjutnya, proses vaksinasi terhadap siswa, tenaga pendidik dan kependidikan di SMPN 12 sudah dilakukan hampir terhadap seluruhnya. Tinggal beberapa orang saja yang belum melakukan vaksinasi tahap kedua dengan alasan kondisi kesehatan. “Sudah lebih dari 90 persen yang divaksin,” ucapnya.

Berdasarkan survei internal yang dilakukan pihak sekolah para orang tua siswa, lanjutnya 90 persen lebih orang tua siswa telah menghendaki dengan dibukanya kembali PTM di sekolah. Bahkan sebagian besar orang tua juga telah menyatakan persetujuanya secara tertulis terkait dengan pelaksanaan PTM tersebut.

“Kalaupun PTM diterapkan, Insya Allah kami sudah siap dari segi penyediaan fasilitas penunjang. Tinggal bagaimana intruksi dan rekomendasi dari pemerintah saja,” katanya. (awr)

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: