Komentar Tuhan

Komentar Tuhan

Dua ilmuwan itu sudah lebih dulu mencoba melakukan transplant serupa ke tubuh kera baboon.

Sama: jantung babi yang dipasang ke baboon itu juga sudah diedit. Unsur gen yang membuat jantung babi itu ditolak oleh tubuh baboon sudah dibuang.

Menurut The Lancet, jurnal ilmiah terkemuka, salah satu unsur gen yang dibuang dari jantung babi itu adalah: anti-CD40 di antibodi.

Ternyata antibodi itu sendiri begitu banyak unsurnya. Salah satunya adalah yang bertugas khusus untuk menolak benda asing yang masuk atau dimasukkan ke dalam tubuh.

Unsur gen lain yang juga dibuang Anda sudah tahu: yang membuat jantung babi terus tumbuh membesar. Yang bisa membuat dada manusia akan terlalu penuh.

Soal ukuran rongga dada itu ternyata juga penting –meski tidak sepenting unsur kecocokan medis antara tubuh manusia dan organ babi.

Ukuran jantung babi –juga ginjalnya– ternyata pas untuk rongga yang tersedia di tubuh manusia.

Tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil. Asal, itu jantung babi berumur 1 tahun, yang sudah disiapkan di peternakan khusus.

Ukuran jantung muda itu masih akan membesar seiring pertambahan umur dan ukuran babi. Itulah sebabnya unsur gen pertumbuhannya harus dibuang. Jangan lebih besar lagi.

Ruang di dada manusia ternyata juga bisa berubah. Sebelum melakukan transplant hati, ruang dada saya ternyata sudah sempat mengecil. Itu karena hati saya sudah mengecil akibat sirosis. Tulang rusuk saya berubah mengikuti ukuran organ tersebut.

Itulah sebabnya ketika hati baru yang ukurannya normal dimasukkan ke dada saya, ada sedikit masalah: terlalu sesak. Tapi masih dalam batas yang aman. Itulah penjelasan dokter yang saya terima setelah transplant 17 tahun lalu.

Penemuan dan pengalaman editing unsur gen jantung babi yang dilakukan Prof Mohiuddin tentu akan menjadi dasar untuk langkah berikutnya di masa depan. Apalagi kalau terbukti David tidak mati akibat penolakan jantung babi itu.

Sewaktu Prof Mohiuddin mencoba transplant jantung baboon, tidak terjadi penolakan itu. Aman. Setidaknya selama tiga tahun. Baboon terus hidup normal.

Akhirnya baboon itu memang mati. Tapi itu karena Prof Mohiuddin sengaja mencoba mengembalikan unsur gen penolakan itu.

Masa tiga tahun uji coba dianggap sudah sangat cukup. Akhirnya baboon itu mati akibat sesak napas –jantung babinya tidak berfungsi lagi, ditolak oleh badan baboon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: