Komentar Tuhan

Komentar Tuhan

Kalau David nanti bisa hidup lebih 3 tahun belum tentu akan ada transplant seperti itu untuk umum. Prosedur untuk bisa dipraktikkan masih panjang.

Bahkan untuk bisa dapat izin uji coba pun masih lama. Yang dilakukan pada David itu berdasar \'\'izin welas asih\'\'. Belum izin uji coba.

Waktu itu jantung David sudah di terminal akhir. Begitu alat batu dilepas ia mati. Berbagai pusat transplant juga menolak memasukkan David ke daftar prioritas: ia tidak disiplin berobat. Juga pernah masuk penjara akibat menikam pemuda yang memangku pacarnya dulu di bar biliar.

Tahap uji coba masih begitu lama. Perlu beberapa kali kisah sukses seperti David –meski tidak perlu menunggu ada orang lain yang ditikam di bar.

Yang jelas editing gen manusia akan menjadi trend komersial di masa depan. Sayang kita tidak bisa mendapat kabar lebih lanjut: bagaimana nasib bayi kembar yang di Shenzhen, Tiongkok. Yang lahir lebih dua tahun lalu itu: Lulu dan Nana. Bayi kembar itu produk editing gen yang dilakukan Prof He Jiankui di sana.

Editing dilakukan justru ketika bayi masih dalam bentuk embrio. Unsur-unsur yang akan menjadi penyakit tertentu dibuang. Unsur-unsur yang membuat pintar didorong.

Prof He Jiankui sendiri dijatuhi hukuman penjara 3 tahun: dianggap melanggar hukum kedokteran di sana. Juga dikenakan denda sekitar Rp 5 miliar.

Tapi bayi kembar itu sendiri tentunya dibiarkan hidup. Dipelihara, entah oleh ibu mereka atau oleh negara. Sekarang, mestinya, bayi kembar itu sedang lucu-lucunya.

Dengan majunya ilmu editing gen itu, Tuhan, sebagai pencipta manusia, harus berkomentar apa? (dahlan iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: