Komentar Tuhan

Komentar Tuhan

BERAPA lama David Bennett  akan bisa hidup dengan jantung babinya?

Lima hari lalu, 18 Januari, ia memasuki babak baru penyembuhan: alat bantu jantungnya sudah dilepas. Pria 57 tahun itu sudah sepenuhnya menggunakan jantung babi untuk hidupnya.

David juga sudah bisa bercakap-cakap –bukan sekadar grrkhh-grrkhh-grrkhh– dengan siapa pun yang ada di sekitar tempat tidurnya di Maryland Medical Center, Baltimore.

Memang belum ada laporan kapan diizinkan keluar dari rumah sakit. Teoretis, dua minggu lagi sudah boleh pulang.

Satu bulan setelah transplant, mestinya, semua alat bantu sudah bisa dilepas. Sudah bisa berjalan. Sudah bisa ke toilet sendiri.

Saya dulu memutuskan tiga bulan, baru pulang. Terlalu banyak sumber infeksi di rumah –termasuk banyaknya kunjungan keluarga dan tamu.

Sebenarnya bukan saya yang memutuskan itu, tapi Robert Lai, teman Singapura saya. Ia tahu kondisi rumah saya. Juga tahu kebiasaan saya yang kurang menjaga kebersihan.

Tentu David masih harus terus diobservasi. Lebih lama. Terutama kontrol kedisiplinannya minum obat. Ia pernah ketahuan tidak disiplin minum obat.

Itu sekaligus jadi objek penelitian: apa saja yang akan menjadi penyebab kematiannya kelak. Termasuk penyebab yang tidak ada hubungannya dengan transplant organ babi itu.

Misalnya, kejatuhan pohon. Atau ditabrak truk. Atau tiba-tiba ada orang yang menikamnya saat minum bir di bar.

Ilmu pengetahuan berkepentingan agar David berumur panjang.

Harusnya David bisa hidup paling tidak tiga tahun lagi. Itu berdasar pengalaman Prof Muhamaad Mohiuddin yang menjadi partner Prof Bartley Griffith mentransplantasi jantung David 7 Januari lalu.

Prof Mohiuddin adalah seorang ilmuwan, peneliti sekaligus ahli bedah jantung. Asal Pakistan. Lulus dokter di Dow Medical School Karachi.

Ia direktur di program transplant organ binatang ke manusia di Maryland Medical Center. Ia yang mendirikan program itu 4 tahun lalu. Griffith yang menjadi direktur kliniknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: