Larangan Study Tour Dedi Mulyadi Sudah Makan Korban, Pariwisata Kuningan Alami Penurunan Omzet

ILUSTRASI. Salah satu tempat wisata di Kabupaten Kuningan Waduk Darma. PHRI Kuningan meminta larangan Study Tour oleh Dedi Mulyadi ditinjau ulang karena terjadi penurunan omzet dari sektor wisata.-Asep Brd-Radar Cirebon
RADARCIREBON.COM - Pariwisata di Kabupaten Kuningan, disebut mengalami penurunan omzet imbas larangan study tour yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini, mengeluarkan kebijakan larangan study tour untuk semua sekolah yang ada di Jawa Barat.
Imbasnya, pelaku usaha tour and travel atau biro perjalanan maupun Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), meradang akibat siswa dilarang melakukan wisata pendidikan ini.
Beberapa biro perjalanan, bahkan mengaku sudah kehilangan pendapatan karena beberapa sekolah yang sudah memesan armada, terpaksa melakukan pembatalan.
BACA JUGA:Emil Audero, Joey Pelupessy dan Dean James Resmi Jadi WNI, Akankah Dipanggil Patrick Kluivert?
BACA JUGA:Alhamdulillah, Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kebijakan BHR Untuk Ojol
Salah pemilik bus wisata asal Kabupaten Kuningan, mengaku rugi hingga ratusan juta rupiah akibat 18 armadanya yang sudah dipesan salah satu sekolah, dibatalkan secara mendadak.
"Ya betul, kita ada belasan order yang cancel mendadak, berat hati, menjadi kerugian tersendiri lah," ungkap pemilik Lion Trans Bus Pariwisata, Roni Sahroni yang berdomisili di Kabupaten Kuningan.
Akibat pembatalan tersebut, Roni kini mengaku kebingungan. Karena biaya operasional yang terus berjalan maupun gaji karyawan, harus tetap dipenuhinya.
Karena menurut Roni, dirinya belum mendapatkan order pengganti yang dibatalkan secara mendadak itu.
BACA JUGA:Dishub Jabar Buka Pendaftaran Perjalanan Mudik Gratis Lebaran 2025, Berikut Rute dan Caranya!
"Kerugian ya, kita masih belum ada pengganti customer yang mengganti di tanggal tersebut. Hampir ratusan juta, anggaran yang harusnya kita dapat tapi akhirnya gagal," ungkap Roni.
Tidak hanya pelaku biro perjalanan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Barat, juga mengalami hal serupa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: