Sejarah Masjid Jagabayan Cirebon, Pos Jaga Utusan Prabu Siliwangi Mencari Pangeran Walangsungsang

Sejarah Masjid Jagabayan Cirebon, Pos Jaga Utusan Prabu Siliwangi Mencari Pangeran Walangsungsang

Masjid Jagabayan Cirebon yang menurut sejarah berawal dari pos jaga dan didirikan Pangeran Nalarasa pada tahun 1537 M. -Jerrel-Radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON - Sejarah Masjid Jagabayan di Jl Karanggetas, Kota Cirebon, tidak lepas dari sosok Prabu Siliwangi dan Pangeran Walangsungsang.

Mengacu pada sejumlah sumber sejarah, Masjid Jagabayan Cirebon didirikan oleh Pangeran Nalarasa sekitar tahun 1473 M, dan tadinya adalah pos jaga.

Pangeran Nalarasa adalah salah satu patih utusan Prabu Siliwangi dan ketika itu, mendirikan pos jaga yang menjadi sejarah awal Masjid Jagabayan Cirebon.

Pos jaga itu, dimaksudkan untuk tempat pemantauan sehubungan tugas yang diberikan oleh Prabu Siliwangi. Yakni, mencari Pangeran Walangsungsang yang merupakan Putera Mahkota Kerajaan Pajajaran.

BACA JUGA:Geng Motor Cirebon Makin Ngeri, Bawa Senjata Mirip Malaikat Maut

BACA JUGA:Dua Menteri Jokowi, Nadiem Makarim dan Budi Gunadi Sadikin Terpapar Covid-19

Tidak hanya mencari Pangeran Walangsungsang, Patih Nalarasa juga ditugaskan Prabu Siliwangi untuk mengintai aktivitas Kerajaan Cirebon yang pada waktu itu baru berdiri dan bercorak Islam.

Namun, informasi yang didengungkan bahwa di Cirebon ada kerajaan baru justru tidak dijumpai Pangeran Nalarasa. Yang ada justru pondok tempat orang mengaji dan sangat ramai.

Di pondok itu, banyak santri-santri yang sedang mengaji. Saat memasuki salah satu pondok Pangeran Nalarasa bertemu dengan Pangeran Walangsungsang.

Namun yang terjadi bukannya membawa Pangeran Walangsungsang untuk kembali ke Kerajaan Pajajaran, Pangeran Nalarasa justru masuk memeluk agama Islam dan tinggal menetap di Cirebon, dan oleh Sunan Gunung Jati diberi gelar Tumenggung Jagabayan.

BACA JUGA:Rekontruksi Pembunuhan Brigadir J Digelar, Ada 51 Adegan yang Dipergakan

BACA JUGA:Kunjungan Kerja ke Singapura, Menko Airlangga Beri Materi Kuliah Umum di RSIS dan NUS

Menurut Moch Faozan, Juru Kunci Masjid Jagabayan menjelaskan, sebelum adanya masjid di Cirebon, di sinilah tempat musyawarahnya para Wali Cirebon.

Namun, hanya berbentuk pos penjagaan Kerajaan Pakungwati, tepat di depan gerbang Keraton Cirebon. Dari sinilah cikal bakal Masjid Jagabayan terbentuk.

Hingga kini, ada hal unik di Masjid Jagabayan ini yaitu pada malam Jumat Kliwon masyarakat dari berbagai daerah datang untuk melakukan doa bersama dan tawasul.

Serta mengirimkan doa kepada para Wali dan Sesepuh Cirebon sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka. Tradisi ini khusus diadakan di Masjid Jagabayan Cirebon mengingat sejarah di balik berdirinya masjid ini.

BACA JUGA:Razia Miras di Arjawinangun Cirebon, Pedagang Ini Ketahuan Lagi

BACA JUGA:Bagas/Fikri di Babak Pertama Japan Open 2022, Sempat Tegang Jumpa Malaysia, Begini Akhirnya

“Tradisi yang sudah kami lakukan turun-temurun adalah tawasul di malam Jumat Kliwon. Biasanya banyak tamu yang berdatangan untuk melakukan doa bersama dan kegiatan rutin tersebut,” ujarnya.

Selain itu, di sini terdapat sumur yang dipercaya sebagai wasilah keselamatan, dan penjagaan. “Yang terpenting innamal a’malu binniyat terhadap Allah SWT,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: