RSD Gunung Jati Ditunjuk Kemenkes Sebagai Rujukan Jantung Jejaring RS Jantung Harapan Kita

RSD Gunung Jati Ditunjuk Kemenkes Sebagai Rujukan Jantung Jejaring RS Jantung Harapan Kita

CATH LAB: RSD Gunung Jati sudah memiliki CATH LAB sebagai laboratorium kateterisasi bagi pasien penyakit jantung.-ABDULLAH-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON- Pasien penyankit jantung di wilayah Ciayumajakunung ke depan tidak perlu ke Bandung atau Jakarta. Sekarang Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) Cirebon telah ditunjuk Kementrian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan jantung jejaring RS Jantung Harapan Kita Jakarta.  

Tim medis RSDGJ Cirebon saat ini sudah memiliki 3 dokter spesialis jantung. Yakni dr Suhendiwijaya SpJP FIHA, dr Yandi Ariffudin SpJP FIHA, dan dr Pangeran Akbar Syah SpJP.

dr Suhendiwijaya SpJP FIHA menjelaskan bahwa kini RSD Gunung Jati masuk dalam jejaring nasioanal sebagai rumah sakit rujukan pelayanan jantung terpadu. Selain RSD Gunung Jati, ada RS Hasan Sadikin Bandung, RSD  Karawang.

Lebih jauh Suhendiwijaya menyampaikan, RSD Gunung Jati menjadi point utama Kemenkes untuk dikembangkan pelayanan tindakan intervensi dan disiapkan pelayanan bedah jantung.

BACA JUGA:Pengusaha Asal Cirebon Rionald Soerjanto Ditangkap Bareskrim Polri

“Bahkan staf medis fungsional mempersiapkan semua aspek yang menentukan ke arah sana dan sudah buat rancang bangun dan akan membangun gedung 6 lantai sebagai pusat layanan jantung terpadu. Ini sebagai pelayaan merata wilayah Indonesia,  khususnya di Jawa Barat,” kata Suhendiwijaya, kemarin.

RSD Gunung Jati, masih kata Suhendi, akan fokus penanganan penyakit jantung di Jawa Barat bagian timur dan saat ini sedang mempersiapkan aspek yang dibutuhkan pelayanan tersebut. “Target tahun 2023 sudah dimulai. Tapi kateterisasi jantung sudah berjalan dan ditingkatkan,” terangnya.

Suhendi menegaskan pihaknya akan lebih dilengkapi pelayanan intervensi dan SDM. “Akan kita tingkatkan. Apalagi ke depan akan memiliki gedung sebagai pusat pelayanan dan pasien dilayani di satu atap. Rencananya gedung Diklat dan eks IGD dibangun 6 lantai untuk pelayanan jantung terpadu,” tandasnya.

Suhendi membeberkan, dari bulan ke bulan, tahun ke tahun, penyakit jantung peningkatannya signifikan dan butuh intervensi terhadap serangan jantung. “Dan itu kita atasi di Kota Cirebon. Oelayanan jantung terpadu ini nantinya akan memberikan pelayanan Ciayumajakuning dan wilayah barat Jawa Tengah,” katanya.

BACA JUGA:Seafood Bandar Djakarta Hadir di Cirebon

dr Yandi Ariffudin SpJP FIHA menambahkan, saat ini RSDGJ masuk kriteria RS madya rujukan dan ke depan akan mengarah utama. Artinya ada layanan bedah jantung sehingga pasien jantung tidak harus ke Jakarta atau Bandung.

“Sambil penguatan pelayanan Cath Lab (laboratorium Kateterisasi) dan diperbanyak SDM supaya doktrer yang punya kompetensi intervensi jantung semakin bertambah. Dengan gedung baru ini nantinya bisa memberikan pelayanan mulai rehab jantung hingga bedah jantung. Tujuannya mengurai kasus-kasus rujukan dan tidak harus dikirim ke Bandung atau Jakarta,” terangnya.

Selain RSD Gunung Jati, kata Yandi, RS Karawang, RSHS Bandung, dan RS Soreang ditunjuk sebagai pelayanan rujukan jantung. RSDGJ sendiri dipilih karena secara geografis memang strategis. “Dan Jawa Tengah bisa masuk ke sini,” ujarnya.

Pihaknya menerangkan, SDM spesialis jantung untuk intervensi masih kurang. Beberapa masih sekolah spesialis jantung. Begitu juga perawat jantung, ke depan akan di-up grade. Pihaknya berharap 5 tahun ke depan sudah siap. Di RSDGJ saat ini memiliki dokter sub spesialis jantung yakni intervensi yang memasang ring jantung, ke depan akan di-up grade termasuk sub spesialis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: