Ramalan 2030, Sebagian Indramayu Tenggelam karena Kenaikan Permukaan Laut
Proyeksi Climate Central 2030 sebagian daratan Kabupaten Indramayu terancam tenggelam karena berada di bawah rata-rata ketinggian banjir tahunan.-Climate Central-radarcirebon.com
Radarcirebon.com, INDRAMAYU - Sebagian wilayah Kabupaten Indramayu seperti Eretan, Kandanghaur, Cangkring, hingga Karangampel terancam tenggelam pada tahun 2030 karena kenaikan permukaan air laut dan perubahan iklim.
Ramalan sebagian wilayah Kabupaten Indramayu yang tenggelam itu, disampaikan dalam proyeksi tahunan Climate Central dan disebutkan pada periode 10 tahun atau 2030 mendatang.
Melihat peta proyeksi 2030 tersebut, area pada tangkapan layar peta di artikel ini yang berwarna merah adalah sebagian wilayah Kabupaten Indramayu yang tenggelam karena kenaikan permukaan air laut.
"Daratan yang diproyeksikan berasa di bawah ketinggian rata-rata banjir tahunan pada tahun 2030," demikian keterangan Climate Central, seperti dikutip radarcirebon.com, Rabu, 18, Oktober 2022.
BACA JUGA:Didepan Presiden FIFA, Jokowi: Stadion Kanjuruhan Malang Kita Runtuhkan
BACA JUGA:Hasil Investigasi KNKT Soal Penyebab Kecakalaan Maut di Cibubur: Kegagalan Rem
Kendati yang disampaikan Climate Central hanya sekadar proyeksi, tetapi tanda-tanda wilayah tersebut terdampak perubahan iklim sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir.
Tanda paling signifikan sebagian wilayah Indramayu bakal tenggelam digerus kenaikan permukaan air laut adalah abrasi terus menerus dan banjir rob yang kian masuk ke daratan.
Proyeksi Climate Central tersebut menjadi gambaran bahwa sebagian wilayah pesisir sangat rentan dengan kenaikan permukaan air laut, akibat pemanasan global.
Tidak hanya sebagian wilayah Kabupaten Indramayu yang terancam tenggelam, daerah seperti Jakarta, Banten, hingga Cirebon juga ditanda berwarna merah pada peta proyeksi 2030 yang dibuat Climate Central.
BACA JUGA:Charly dan Nunung Alvi Buka Gala Diner TTG XXIII di Pendopo Bupati Cirebon
BACA JUGA:Anggota Brimob Sindir Oknum Polisi yang Coreng Nama Baik Polri: Otakmu Dimana?
Bila diperhatikan secara lebih detil, daratan yang berwarna merah tersebut adalah lokasi-lokasi langganan banjir rob pada musim tertentu. Peta berwarna merah itu, juga ditemukan di pesisir Kota Cirebon, serta Kabupaten Cirebon.
Climate Central adalah organisasi penelitian dan jurnalisme nirlaba yang menyediakan informasi otoritatif berbasis sains untuk membantu publik dan pembuat kebijakan membuat keputusan yang tepat tentang iklim dan energi.
Organisasi ini, dirikan oleh sejumlah dewan pendiri yakni, Jane Lubchenco, Stephen W. Pacala, dan Wendy Schmidt. Lembaga nirlaba Climate Central telah mengembangkan beberapa inisiatif besar yang berdampak signifikan.
Lembaga ini, berpusat di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat dan didirikan pada tahun 2008. Yang aktif menginformasikan dampak perubahan iklim global.
BACA JUGA:G20 SOE Conference: Professor Harvard Apresiasi Peran BRI Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia
Selain wilayah Kabupaten Indramayu yang terancam tenggelam, daerah lain adalah sepanjang pesisir Banten di kawasan Domas hingga Pulau Cangkir, kawasan sekitaran PIK terancam hilang 2030.
Di wilayah Jawa Barat yang juga terancam adalah Hutan Mangrove Muara Blacan diprediksi mengalami kenaikan air laut.
Serta sepanjang pesisir Jawa Barat mulai dari Pantai Muara Beting hingga Pantai Tanjung Baru. Ada wilayah Kadanghaur, Cangkring dan Indramayu juga yang digambar merah dalam peta.
Untuk Jawa Tengah, dari pesisir Bulukamba hingga Pantai Larangan Indah, Pusat Restorasi Mangrove Pemalang hingga Pantai Ujungnegoro. Dan kawasan terparah yang cukup luas tenggelam yaitu di Demak.
BACA JUGA:Pengelola Pasar Harjamukti Sudah Mengindentifikasi Pelaku Pembobolan Kios
Untuk wilayah Demak, air laut diprediksi naik hingga ke wilayah Cangkring. Kawasan pesisir Pantai Idola Banyutowo hingga Alun-alun Juwana, lanjut hingga Pantai Caruban juga berwarna merah.
Tidak hanya itu, warna merah begitu luas di pesisir Jawa Timur, terutama di Lamongan dan Surabaya. Secara merata, hampir pesisir pulau Jawa mengalami kenaikan air laut di tahun 2030.
Melihat proyeksi 2030 tersebut, tidak hanya sebagian Indramayu terancam tenggelam, tetapi hampir semua wilayah di pesisir utara Pulau Jawa mengalami masalah yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: