Kenapa Kerajaan Pajajaran Hilang, Benarkah Moksa? Atau Dibakar Kesultanan Banten

Kenapa Kerajaan Pajajaran Hilang, Benarkah Moksa? Atau Dibakar Kesultanan Banten

Kenapa Kerajaan Pajajaran hilang, pada versi sejarah diceritakan dibakar oleh Kesultanan Banten.-Ilustrasi/Dzulham Fadoli-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON - Kenapa Kerajaan Pajajaran hilang akan dibahas pada artikel ini, baik dalam versi cerita legenda maupun berdasarkan perspektif sejarah.

Berdasarkan cerita legenda dan umumnya keyakinan masyarakat sunda, kenapa Kerajaan Pajajaran hilang dikaitkan dengan Prabu Siliwangi yang menghindari pertempuran.

Kemudian memilih moksa atau ngahyang dan mengeluarkan Uga Wangsit Siliwangi yang menjelaskan kenapa Kerajaan Pajajaran hilang dan tidak akan pernah ditemukan.

Keyakinan bahwa Kerajaan Pajajaran menghilang sampai saat ini, diyakini oleh masyarakat Sunda berdasarkan cerita tutur turun temurun.

BACA JUGA:Aplikasi Ruangguru Tumbang, Ratusan Karyawan Bakal di PHK

Salah satu kisah yang populer adalah peristiwa Prabu Siliwangi dan Kian Santang di Hutan Sancang, Kabupaten Garut.

Prabu Siliwangi yang menolak diislamkan kemudian dikejar oleh Kian Santang. Hingga akhirnya memilih ngahyang demi menghindari pertumpahan darah dengan anak sendiri.

Dalam sejumlah sumber, memang menceritakan peristiwa Sri Baduga Maharaja moksa bersama Kerajaan Pajajaran. Versi lain menyebutkan beralih rupa menjadi harimau.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih perlu dijawab dan dipisahkan antara kisah atau cerita turun temurun dengan sejarah. Lalu benarkah Prabu Siliwangi telah mencapai tahap moksa? 

BACA JUGA:Jaksa Agung Minta Media Awasi Kinerja Anak Buahnya di Bawah: Itu Sangat Membantu Kami

Moksa adalah terbebasnya jiwa (atman) dari ikatan duniawi atau samsara (kelahiran kembali).

Ngurah Nala dan Sudharta menjelaskan apabila Atman itu sudah bersih, oleh karena Ia mentaati petujuk-petunjuk Sang Hyang Widhi (Tuhan).

Atman itu tidak terikat dengan hukum karma, disebut Niskama Karma, dan Tidak lagi mengalami Punarbhawa, tidak mengalami Samsara. Keadaan inilah yang disebut Moksa atau kelepasan (pembebasan).

Prabu Siliwangi mokta/moksa atau ngahiyang alias wafat pada 31 Desember 1521 M dan dipusarakan di Rancamaya, Bogor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: