Sesar Baribis Kendeng Cirebon 1, Potensi Gempa Tertaget 6,5 Magnitudo, Kita Harus Waspada

Sesar Baribis Kendeng Cirebon 1, Potensi Gempa Tertaget 6,5 Magnitudo, Kita Harus Waspada

Sesar aktif di Pulau Jawa beberapa diantaranya melintasi wilayah Cirebon, Kuningan, Majalengka hingga Indramayu.-Daryono/BMKG-radarcirebon.com

Endra Gunawan, Dosen Kelompok Keahlian Geofisika Global Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam artikelnya kembali mengingatkan mengenai adanya jalur sesar ini.

BACA JUGA:Siap-siap Belanda, Argentina Melangkah ke Perempat Final Piala Dunia 2022 usai Kalahkan Australia

Meski diterbitkan pada sebuah buku di tahun 2017, sebenarnya jalur sesar ini sudah lama dimuat pada naskah ilmiah. Tetapi, ada perbedaan versi mengenai jalur patahan itu.

Naskah ilmiah SImandjuntak pada tahun 1993, Hall DKK tahun 2007 dan Clements DKK di tahun 2009 sudah mengulas mengenai sesar aktif di utara Pulau Jawa.

Tetapi ada dua versi mengenai patahan aktif ini. Naskah ilmiah ada yang mengulas mengenai patahan bermula dari Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Ada juga yang menyebutkan bahwa jalur sesar ini, justru dimulai dari ujung barat Banten, menuju Jakarta, Bekasi, Purwakarta, menyambung ke Subang dan berlanjut ke Pantai Utara Jawa.

BACA JUGA:Gunung Semeru Erupsi, Dilarang Aktivitas 13 Km dari Puncak

Endra mengutip publikasi di Journal of Geodynamics oleh Gunawan dan Widiyantoro pada tahun 2019 yang menggunakan data GNSS.

Berdasarkan data GNSS dari jaringan Badan Informasi Geospasial, menunjukkan adanya compression zone atau zona tekanan di wilayah selatan Jakarta.

Dijelaskan Endra, zona tekanan bisa berarti dua hal. Pertama, ada tekanan di bawah permukaan suatu gunung. Misalnya, sebelum gunung erupsi, zona tekanan tersebut akan terdeteksi.

Kedua, aktivitas sesar menaik dan turun di selatan Metropolitan Jakarta. Analisa ini didukung adanya laju geser 5 mm per tahun.

BACA JUGA:Belanda Amankan Tiket Perempat Final Piala Dunia 2022, Tim Orange Kalahkan Paman Sam 3-1

Temuan laju geser patahan ini, juga telah dipublikasikan di Earth and Planetary Science Letters pada tahun 2017.

Menurut Endra, dengan adanya potensi kegempaan tersebut, sudah semestinya ditindaklanjuti dengan dilakukannya persiapan.

Sebab, laju geser yang terakumulasi tahunan tersebut diasosiasikan dengan besarnya magnitudo gempa yang akan terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: