Teks Khutbah Jumat Singkat: Hati-Hati Terhadap Istidraj, Jebakan Kenikmatan Duniawi

Teks Khutbah Jumat Singkat: Hati-Hati Terhadap Istidraj, Jebakan Kenikmatan Duniawi

Teks Khutbah Jumat Singkat: Hati-Hati Terhadap Istidraj, Jebakan Kenikmatan Duniawi-capture-NU Online

Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh. (QS Al-‘Araf [7]: 182-183).

Secara bahasa, istidraj diambil dari kata 'daraja' (Bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan. 

Sedangkan secara istilah berarti kenikmatan materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat imaterial semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak menyadarinya. 

Hadirin yang Mulia,

Secara lahiriah kemewahan duniawi Allah berikan, namun secara batiniah perintah ketakwaan (ittaqullah) ia abaikan. Uraian tersebut diperkuat oleh Rasulullah SAW melalui hadits berikut: 

BACA JUGA:Bacaan Niat Puasa Sunah Senin Kamis, Simak Penjelasan Terkait Keutamaannya

Yang artinya: Dari Uqbah ibn Amir dari Nabi SAW, beliau bersabda: Jika kamu melihat Allah memberikan kemewahan dunia kepada hamba-Nya yang suka melanggar perintah-Nya, maka itulah yang disebut istidraj. Kemudian beliau membaca firman Allah surat al-An`am ayat 44: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (HR. Ahmad).

Allah melakukan pembiaran atas maksiat yang mereka lakukan. Memberikan kesenangan terus-menerus yang melalaikan. 

Hingga pada saatnya Allah akan mencabut semua kesenangan sampai mereka termangu dalam penyesalan yang terlambat. 

Hal ini juga terjadi pada zaman dahulu, istidraj menimpa pada diri Fir’aun dan Qarun.  

BACA JUGA:Daftar 15 Sunah Rosul yang Perlu Diketahui Suami, Coba Deh dan LIhat Perubahan pada Istri

Fir’aun diberikan kekuasaan tetapi tetap jumawa. Akhirnya Allah tenggelamkan ia karena kepongahannya. 

Ia menjadi manusia yang sombong dan menentang bahkan mengaku sebagai Tuhan. Akhirnya ia mati ditenggelamkan di dalam laut bersama pasukannya ketika mengejar Nabi Musa dan Bani Israil.   

arun adalah salah satu orang yang hidup pada zaman Nabi Musa as. Awalnya ia adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: