WADUH! Konsorsium Tol Getaci Lelang Ulang, Proyek Mundur atau Batal?
Getaci akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia.-Jasa Marga-radarcirebon.com
JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Konsorsium PT Jasamarga Gedebage Cilacap gagal atau Tol Getaci gagal melakukan financial close, sehingga proyek tersebut bakal mundur dari jadwal.
Konsorsium Tol Getaci yang terdiri dari BUMN dan swasta gagal mendapatkan jaminan pendanaan untuk proyek Rp 56 triliun tersebut, pada batas waktu yang ditentukan.
Karenanya, konsorsium Tol Getaci mesti dilakukan lelang ulang. Kendati aspek pembebasan lahan tetap dilakukan sampai ke Kabupaten Garut.
Kegagalan financial close tersebut berpengaruh pada jadwal pelaksanaan proyek, yang semula pada akhir 2022 seharusnya sudah memasuki pembebasan lahan dan konstruksi.
BACA JUGA:Sekjen PBB Antonio Guterres Tuding Perusahaan Minyak Dunia Lakukan Kebohongan Besar, Maksudnya?
BACA JUGA:Hasil Survei LSJ: 40 Persen Pemilih Jokowi Bakal Bermigrasi ke Capres yang Satu Ini
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian mengakui, akan dilaksanakan lelang ulang terhadap proyek tersebut.
Dia juga mengakui, gagalnya konsorsium mendapatkan pendanaan membuat proyek tersebut mundur dari jadwal. Meski tetap ditargetkan selesai di Tahun 2024 untuk Seksi I dan Seksi II.
"Getaci kita akan lelang ulang karena kemaren tidak financial close," kata Hedy, seperti dilansir radarcirebon.com dari Antara, Kamis, 19, Januari 2023.
Semula, proyek tersebut bakal dikeroyok oleh konsorsium yang dibentuk BUMN dan swasta dengan PT Jasa Marga menjadi pemegang saham mayoritas yakni 32,5 persen.
BACA JUGA:WOW BANGET! Nilai Investasi Tol Getaci Rp 56 Triliun, Calon Tol Terpanjang di Indonesia
BACA JUGA:WOW! Investasi Tol Getaci Rp 56 Triliun, Perkiraan Tarif per Kilometer Bakal Segini
Namun, karena gagal mendapatkan pendanaan, proyek harus lelang ulang kendati pemerintah tetap melaksanakan pembebasan lahan sampai ke Garut.
Sebagai informasi, konsorsium tersebut dibentuk dengan komposisi pemegang saham PT Jasa Marga (JSMR) 32,5 persen, PT Daya Mulia Turangga 13,38, PT Gama Grup 13,38 persen, PT Jasa Sarana 0,75 persen, PT Waskita Karya (WSKT) 20 persen, PT Pembangunan Perumahan (PTPP) 10 persen, dan PT Wijaya Karya (WIKA) 10 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: