Pemerintah Usulkan Kenaikan Biaya Haji, Padahal Arab Saudi Turunkan Harga, Inilah Penjelasan dari Kemenag RI
Ibadah haji dan umrah-Pixabay-
Namun tidak ada layanan di Mina (hanya akomodasi dan konsumsi di Arafah dan Muzdalifah).
“Itulah yang disebut paket layanan haji yang ditangani oleh Syarikah atau perusahaan di Saudi."
"Harganya pada tahun lalu karena alasan pandemi, naik sangat signifikan. Tahun ini alhamdulillah diturunkan."
"Jadi terkait paket layanan haji di Masyair, hitungan dalam usulan BPIH pemerintah juga turun, kisarannya juga 30 persen dan itu sangat signifikan,” katanya.
BACA JUGA:Usulan Kenaikan BIaya Haji, Begini Respon Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI
"Tahun lalu paket layanan haji (Masyair) 2022 sebesar SAR5.656,87. Alhamdulillah tahun ini selain turun, Kemenag berhasil negosiasi hingga menjadi SAR4.632,87. Turun sekitar SAR1.024 atau 30 persen," sambungnya.
Jadi dalam usulan BPIH tahun ini, kata Hilman, pemerintah sudah melakukan penyesuaian harga sesuai yang ditetapkan Saudi.
Meski demikian, pihaknya tetap mempertahankan kualitas layanan bagi jemaah di Masyair.
BACA JUGA:Indra Bekti Pakai Alat Bantu untuk Keluarkan Darah dan Cairan di Otak Seumur Hidupnya
“Kepada perusahaan penyedia layanan, kami tetap meminta komitmen agar dengan harga yang ditetapkan pemerintah Saudi itu, layanan yang diberikan kepada jemaah juga tetap berkualitas,” jelasnya.
Namun demikian, kata Hilman, komponen BPIH tidak hanya paket layanan haji.
Komponen biaya haji yang diusulkan pemerintah kepada DPR itu juga mencakup layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi selama di Arab Saudi, baik Jeddah, Makkah, maupun Madinah.
BACA JUGA:Inilah Sosok Rasmus Paludan, Politisi Asal Swedia yang Lakukan Aksi Bakar Al-Qur'an
"Di luar Masyair, masa tinggal jemaah sekitar 30 hari, baik di Makkah maupun Madinah. Ini kita siapkan semua layanannya," papar Hilman.
Selain itu, penyusunan usulan BPIH juga memperhatikan komponen kurs Dollar (USD) dan kurs Riyal (SAR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase