Upacara Adat dan Asal Usul Nama Gunung Ciremai Kuningan

Upacara Adat dan Asal Usul Nama Gunung Ciremai Kuningan

Asal usul nama Gunung Ciremai dan adat budaya lokal yang masih bertahan hingga sekarang.-Ist-Instagram @gunung_ciremai

Acara adat Babrit merupakan upacara syukuran hasil panen oleh masyarakat setempat. 

BACA JUGA:Foto-foto di Ciremai Land Glamping Kabupaten Kuningan, Sandiaga Uno: Saya Takjub

Upacara Babarit sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan di Desa Sagarahiang pada bulan November.

Sedekah Bumi 

Sama dengan Babarit, Sedekah Bumi mengandung arti upacara syukuran terhadap hasil panen oleh masyarakat.

Desa yang biasa menggelar upacara Sedekah Bumi, dilakukan di desa Cibuntu pada bulan September.

BACA JUGA:Paket Wisata 2 Hari 3 Malam di Kuningan Ala Sandiaga Uno, Bisa Diakses dengan Aplikasi Ini

Pareresan 

Upacara adat Pareresan sama dengan Sedekah Bumi dan Babarit, yakni bentuk rasa syukur terhadap hasil panen.

Pareresan biasanya dilaksanakan di desa-desa yang berada di wilayah Kabupaten Majalengka.

Pelaksanaan upacara adat Pareresan, biasanya dilakukan sekitar bulan September dan November.

Itulah asal usul nama Gunung Ciremai dan adat budaya lokal yang masih bertahan hingga sekarang.

BACA JUGA:BAGUS BUAT KUNINGAN, Sandiaga Uno Bikin Paket Wisata 2 Hari 3 Malam dan Akan Dipromosikan

Menjadi tugas bersama agar Gunung Ciremai tetap lestari sebagai penyangga kehidupan yang berkelanjutan berdampingan dengan kearifan budaya lokal di sekelilingnya.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: