Satu Petugas Imigrasi Tewas, Saat Menghalau 3 Terduga Teroris Asal Uzbekistan yang Hendak Kabur
Ilustrasi meninggal dunia -Pixabay-
JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Tersangka terduga terorisme asal Uzbekistan diketahui melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Imigrasi Kelas I Jakarta Utara.
Dari tiga orang terduga tersangka terorisme yang mencoba melarikan diri tersebut, satu diantaranya ditemukan meninggal dunia di Kali Sunter dengan cara menceburkan diri, Senin 10 April 2023 kemarin.
BACA JUGA:Cirebon Power Bagikan 1.300 Bingkisan Lebaran untuk Warga
Adapun satu teroris asal Uzbekistan yang tewas tersebut berinisial BA alias JF.
“Pukul 14.40 WIB, satu orang ditemukan meninggal dunia di Kali Sunter, meninggal karena terjun ke kali kemudian tenggelam dan meninggal dunia.”
“Mayatnya sudah dibawa ke rumah sakit Kramatjati untuk diotopsi,” kata Juru Bicara Densus 88 Anti Teror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 11 April 2023.
Sementara dua tersangka lainnya berhasil ditangkap. OMM alias IM berhasil ditangkap di kebun area ruko dekat Kompleks Bukit Gading Indah.
BACA JUGA:Bulan Ramadhan, PKK RW 18 Puri Tamansari Berbagi Kebahagiaan
"MR ditangkap sekitar pukul 20.30 WIB di gorong-gorong di area Kali Sunter," ujar dia.
Usai ditangkap, polisi melakukan interogasi kepada keduanya. Kepada polisi, para WNA itu mengaku berupaya kabur karena tidak ingin dideportasi ke negara asalnya.
“Jadi diketahui atau ditemukan fakta bahwa rencana mereka melarikan diri mulai muncul setelah mereka dikunjungi petugas konsulat Kedubes Uzbekistan di Jakarta,” ucap Aswin.
BACA JUGA:Mudik Lewat Cisumdawu, Mampir Rest Area Ini, Banyak Produk UMKM Sumedang
Setelah kembali ditangkap, WNA itu ditahan di Rutan Polda Metro Jaya untuk proses penyidikan lebih lanjut terkait kasus penyerangan dan pembunuhan terhadap petugas Imigrasi dan Densus 88.
Aswin mengatakan mereka melarikan diri dengan cara membobol atap plafon ruang detensi kantor imigrasi.
Usai membobol atap plafon, ketiga tersangka itu langsung menyerang petugas yang tengah berjaga.
BACA JUGA:Mudik Lewat Cisumdawu, Mampir Rest Area Ini, Banyak Produk UMKM Sumedang
"Dari peristiwa ini menimbulkan korban jiwa dari petugas imigrasi atas nama bapak Adi Widodo itu meninggal dunia," kata Aswin kepada wartawan di Mabes Polri, Selasa 11 April 2023.
Selain Adi, terdapat petugas imigrasi lainnya yang menjadi korban penyerangan yaitu Dicky Visto Damas mengalami luka berat dan Supriatna menderita luka ringan.
"Sekarang masih dirawat," ujar Aswin.
BACA JUGA:Fahri, Peraih Emas Taekwondo yang Hafal 3O juz Al qur’an
Sementara itu, dua orang anggota Densus 88 juga turut menjadi korban penyerangan. Mereka adalah Bripda Dendry dan Bripda Bahrain yang mengalami luka berat akibat serangan tersebut.
"Kemudian dari anggota Densus 88 ada Bripda Dendry yang sekarang masih dirawat dan luka berat, Bripda Bahrain luka berat," ucap Aswin.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri meringkus empat Warga Negara Asing (WNA) asal Uzbekistan terkait dugaan keterlibatan dalam aktivitas terorisme melalui propaganda di sosial media (sosmed) pada Jumat, 24 Maret 2023.
BACA JUGA:Ada Penjualan Motor Listrik dan Voucher Volta pada Aplikasi Livin’ By Mandiri
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan empat tersangka terorisme yang merupakan warga negara asing (WNA) asal Uzbekistan itu adalah BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40), dan MR (26).
Keempat tersangka tersebut terafiliasi dengan jaringan jaringan Katiba Al-Tauhid Wal-Jihad.
"Saya sampaikan, kegiatan propaganda di media sosial oleh warga negara asing (WNA), yaitu Uzbekistan.”
“Terkait dengan perkara hari Jumat tanggal 24 Maret 2023, telah diamankan 4 orang WNA dari negara Uzbekistan," kata dia kepada wartawan, Selasa, 4 April 2023.
BACA JUGA:Detik-detik Anas Urbaningrum Keluar dari Lapas Sukamiskin, Gede Pasek: Anas Korban Kriminalisasi
Ramadhan menambahkan, 3 dari 4 WNA Uzbekistan ini diduga terlibat dalam aktivitas terorisme melalui propaganda di media sosial dan merupakan bagian dari organisasi teror Internasional.
"Dari empat tadi, tiga aktif dan merupakan bagian dari organisasi teroris dan satu adalah pendukung atau supporting atau penyedia dukungan keuangan serta pembuatan dokumen palsu," imbuh Ramadhan.
BACA JUGA:Uang Kuno Seri Unik Boleh Dijual Belikan? Simak Penjelasan BI
Dia menerangkan, tersangka BA alias JF memiliki aktivitas menonjol dalam menyebarkan propaganda terorisme. BA juga berupaya mencari orang lain yang memiliki pandangan yang sama terkait terorisme.
"Terdapat beberapa aktivitas menonjol dari WNA tersebut yang dilakukan terutama oleh saudara BA alias JF yang terpantau aktif menyebarkan propaganda di berbagai platform medsos, serta berupaya mencari orang-orang yang memiliki pemahaman yang sama dengannya di Indonesia dalam rangka melaksanakan aksi teror," pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase