TERUNGKAP! 21 Tahun Syekh Panji Gumilang Menantikan Sundari Soekotjo, Demi Apa?

TERUNGKAP!  21 Tahun Syekh Panji Gumilang Menantikan Sundari Soekotjo, Demi Apa?

Ternyata butuh 21 tahun penantian Syekh Panji Gumilang terhadap Sundari Soekotjo.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Ternyata cukup lama lagu Pesantren Damai itu diciptakan. lagu itu diciptakan pada tahun 2000. Namun lagu itu baru diluncurkan pada 7 Oktober 2021. 

“Selama 21 tahun kita menantikan lagu ini. Cukup lama kita topo broto (bertapa) demi lagu ini,” ungkap Syeh Al Zaytun Panji Gumilang.

Panji Gumilang mengungkapkan hal itu ketika memberikan sambutan pengantar tiga acara sekaligus pada 7 Oktober 2021.

Pertama, acara Kuliah Umum Seni dan Budaya dengan pembicara seniman papan atas Indonesia Dr Sundari Soekotjo MM.

BACA JUGA:Keterangan Polres Metro Depok Dibantah, Kasus Lapor KDRT Jadi Tersangka Versi Keluarga, Begini Kronologinya

Kedua, peluncuran tiga lagu sekaligus yang Panji Gumilang ciptakan dan dinyanyikan oleh Sundari Soekotjo.

Ketiganya adalah Keroncong Pesantren Damai, Langgam Pelabuhan Samudera Biru dan Samudera Biru.

Ketiga, yang paling utama memperingati hari jadi ke-494 Kabupaten Indramayu yang bertepatan dengan tanggal 7 Oktober. Acara yang digelar tersebut merupakan hadiah untuk  Bumi Wiralodra yang sedang berulang tahun.

Panji Gumilang tidak secara tegas dan tersirat menyebut siapa yang dinantikan selama 21 tahun untuk membawakan lagu ciptaannya itu. 

BACA JUGA:VIRAL! Lapor KDRT Jadi Tersangka, Polres Metro Depok Kasih Penjelasan: Suami Istri Tersangka

Tetapi dilihat dari arah pembicaraan dan kreterianya, sosok yang dinantikan Panji Gumilang itu adalah Sundari Soekotjo. Dia adalah penyanyi keroncong papan atas Indonesia.

Kata Panji, sosok inilah yang paling tepat untuk membawakan lagu Pesantren Damai karyanya. Karena Sundari dan aliran musik keroncongnya, juga mencerminkan ke-indonesiaan yang utuh. Seperti yang tertulis di syair lagu itu.

Lagu ini, jelas Panji, walau bertema tentang pesantren, hanya cocok dibawakan dalam irama musik keroncong. Bukan gambus atau irama padang pasir.

Sebenarnya, lanjut dia, lagu ciptaannya itu pernah dibawakan dalam bentuk musik pop dan tradisonal. Tetapi, ternyata memang kurang cocok dengan semangat Al Zaytun dan juga Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: