LUGAS! Jawaban Syekh Panji Gumilang Tentang Perempuan Salat Jumat Shaf di Depan: Yang Pinter Itu Mengkritisi

LUGAS! Jawaban Syekh Panji Gumilang Tentang Perempuan Salat Jumat Shaf di Depan: Yang Pinter Itu Mengkritisi

Santri perempuan ikut salat Jumat di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Mahad Al Zaytun Indramayu.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

BACA JUGA:Tiket Pertandingan FIFA Matchday Indonesia vs Argentina Dibuka 5 Juni 2023

"Inilah bedanya, zaman dulu dan zaman sekarang. Maka fatwa kalau masih berdasar zaman dulu, nggak bisa ngangkat kayu. Bisanya babat kayu," kata Syekh Panji Gumilang saat Taushiyah Salat Jumat.

Karena itu, Syekh Al Zaytun meminta kepada santri untuk tidak terlalu memperhatikan fatwa di masa lalu. Sebab, harus sesuai dengan konteks kekinian.

"Maka jangan terlalu diperhatikan fatwa zaman dulu itu, fatwa itu kekinian. Kalau ada fatwa yang mengatur bagaimana Al Zaytun rijal - nisa campur solatnya, kalau tidak campur tidak salat jamaah namanya. Cuma pakai SOP," jelasnya.

Dengan adanya standar dan prosedur ini, pengaturan antara jemaah perempuan dan laki-laki bisa dilakukan.

BACA JUGA:Realistis Kah? Nashrudin Azis Targetkan Kemenangan Ganjar di Kota Cirebon 75 Persen

Dari visual yang dilihat radarcirebon.com, panitia Salat Jumat juga sebelumnya sudah mengumumkan terkait tata cara keluar dan masuk masjid.

Gerbang masuk dan keluar santri perempuan dan laki-laki dipisah. Sehingga tidak saling berdesakan satu akses dan meminimalisasi bersentuhan.

Terkait dengan kritik, Syekh Panji Gumilang mempersilakan. Yang tidak boleh adalah mencemooh atau di luar konteks.

"Tadi ada yang bertanya, bagaimana kalau ada yang mengkritik? Tugas orang itu, yang pinter mengkritisi. Bukan mencemooh. Makanya jangan pernah khawatir. Duduklah yang tenang, karena kita sedang beribadah dan salat," bebernya.

BACA JUGA:Panji Gumilang Bangun Kapal Besar, Inilah Tujuan Sebenarnya

Soal adanya kritik dari orang, Syekh Panji Gumilang menegaskan bahwa mereka yang ikut salat adalah manusia. Mereka bisa diatur dengan SOP.

"Alasan orang itu yang memancing ini itu, memang yang salat ini bandot? Kambing bandot itu, mau dipotong saja masing macam-macam," tegasnya.

Kembali ditegaskan Syekh Panji Gumilang, Islam mengajarkan mengenai kesetaraan. Bahkan, penyebutan laki-laki dan perempuan juga selalu dibuat berdampingana.

"Di sini, muslimin wal muslimat. Mukminin wal mukminat. Qonitin wal qonitat. Soimin wa soimat," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: