MUI Membantah Mau Rebut dan Menutup Al Zaytun: Yang Punya Hak Menutup Pesantren adalah Pemerintah
Majelis Ulama Indonesia.-MUI-radarcirebon.com
BACA JUGA:Vaksinasi Covid-19 Tetap Dilanjutkan untuk Pencegahan Jangka Panjang
Terdapat penyimpangan paham dan ajaran Islam yang dipraktikkan organisasi NII KW IX. Seperti mobilisasi dana yang mengatasnamanakan ajaran Islam yang diselewengkan, penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang dan mengafirkan kelompok di luar organisasi mereka
Ditemukan adanya indikasi penyimpangan paham keagamaan dalam masalah zakat fitrah dan kurban yang diterapkan pimpinan MAZ, sebagaimana dimuat dalam majalah Al-Zaytun.
Tidak hanya itu, MUI juga memberikan catatan bahwa persoalan utama di Mahad Al Zaytun adalah kontroversi dari AS Panji Gumilang dan pengurus yayasan yang memiliki kedekatan dengan NII KW IX.
Karena itu, MUI merekomendasikan untuk memanggil pimpinan Mahad Al Zaytun untuk diminta klarifikasi atas temuan yang didapat dari investigasi Tim Peneliti MUI.
BACA JUGA:Erick Thohir Minta Masyarakat Berdoa Agar Lionel Messi Masuk Skuad Argentina saat Lawan Indonesia
Sebab, persoalan mendasar di Mahad Al Zaytun terletak pada aspek kepemimpinan, karena itu Pimpinan Harian MUI diminta menindaklanjuti untuk melakukan langkah konkret terkait kepemimpinan di Al Zaytun.
Pimpinan Harian MUI juga direkomendasikan mengambil keputusan yang bijak untuk menyelamatkan Pondok Pesantren Al Zaytun sesuai prinsip kemaslahatan umat.
Sementara itu, Syekh Panji Gumilang saat taushiyah Salat Jumat beberapa waktu lalu menegaskan bahwa siapapun yang menuduh sebuah lembaga pendidikan sesat, pusat teroris, pusat radikalis, harus membuktikan.
"Buktikan di mana pusat pendidikan ini, adakah benih-benih teroris? Kalau ada benih teroris, Densus 88 sudah ngepung tempat ini," sebut Syekh Al Zaytun.
BACA JUGA:Kasasi Ditolak Mahkamah Agung, AG Terdakwa Penganiayaan David Ozora Tetap Ditahan
Syekh Panji Gumilang menegaskan, tidak ada benih-benih teroris di Mahad Al Zaytun. Dia bahkan lantang mengatakan tidak.
"No! Sampai kapan pun tidak bakal ada teroris. Camkan itu. Hai anak-anakku jangan terpengaruh. Hai wali santri, jangan terpengaruh. Catat! Sejarah akan mengatakan," tandasnya.
Sebaliknya, Syekh Al Zaytun menyindir balik dan mempertanyakan bahwa orang yang memfatwakan apakah ada teroris di sana?
"Densus 88 masuk dan mencokok teroris ada di lembaga yang selalu mengatakan ini haram, ini halal dan lain-lain. Catat! Sejarah tidak akan diam. Mana yang teroris?" ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: