Hadir di Rakernas Pergunu di Majalengka, Berikut Pesan Khofifah Indar Parawangsa Kepada Guru
Rakernas V Pergunu di Alun-alun Leuwimunding, Desa Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka berlangsung khidmat.-Ono Cahyono-Radar Majalengka
MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM – Guru memiliki tugas mulia untuk mentransformasikan, menyebarkan, mengembangkan, dan memperluas pengetahuan, kepada anak didiknya.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa yang hadir pada acara Rakernas V Pergunu di Alun-alun Leuwimunding, Desa Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.
BACA JUGA:Tahun Ini 550 PJU Baru Bakal Terpasang di Ruas Jalan Kabupaten Cirebon
Pihaknya menilai, salah satu persoalan yang dihadapi guru adalah kebutuhan jumlah guru antar daerah, antar lembaga, dan antar mata pelajaran yang tidak merata.
Disparitas kuantitas dan kualitas menjadi salah satu yang sedang diupayakan dalam rangka penguatan kompetensi.
BACA JUGA:Kalah 0-2 Dari Argentina, Shin Tae-yong: Terima Kasih Sudah Mengundang Mereka
"Di dalam diri seorang guru juga bukan hanya membutuhkan kemuliaan pikiran, sikap, dan perilaku, tapi juga dituntut bisa beradaptasi dengan berbagai percepatan kemajuan zaman," pesan Khofifah.
Gubernur Khofifah pun memuji kiprah Pergunu dibawah kepemimpinan Prof KH DR Asep Saifuddin Chalim.
Referensinya cukup dalam, implementasi dan aksinya juga cukup luwes dalam membangun manusia Indonesia.
BACA JUGA:Pesan Wagub Uu Saat ke Buntet Cirebon: Santri Harus Punya Gerakan Perubahan
"Kiai Asep mengajarkan dan mengamalkan prinsip tangan di atas, oleh karena itu setiap ilmu yang kita terima harus kita ajarkan dan amalkan kembali,” tandas Khofifah.
Sementara itu, ketua Umum Pergunu Prof KH Asep Saefuddin Chalim atau yang akrab disapa Kiai Asep menyampaikan, saat ini sudah 34 pengurus wilayah Pergunu yang tersebar di seluruh provinsi se-Indonesia.
Tidak hanya itu, sebanyak 514 cabang Pergunu sudah berdiri di berbagai kota dan kabupaten. Bahkan di beberapa tempat cabang Pergunu berdiri lebih dulu daripada cabang NU.
"Cepatnya penuntasan pendirian kepengurusan struktural Pergunu di seluruh Indonesia itu karena tak terkendala dana operasional,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah ini.
Ia mengklaim semuanya itu dibiayai sendiri melalui uang pribadi. Bahkan hingga para pengurus pusat Pergunu jika turun ke daerah untuk melantik, juga dirinya menanggung tiket dan uang sakunya.
"Karena harapan saya, di usia yang semakin senja, kiprah guru yang ada di Pergunu mampu mengantarkan anak didik mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur,” pungkas Kiai Asep. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase