Alumni di Inggris Angkat Bicara: Al Zaytun Sesat atau Tidak, Ya Lihat Saja Alumninya, Cek Kesehariannya

Alumni di Inggris Angkat Bicara: Al Zaytun Sesat atau Tidak, Ya Lihat Saja Alumninya, Cek Kesehariannya

Alumni Mahad Al Zaytun, Miftahul Ulum yang kini menjadi tenaga pengajar di Inggris. -Dok Pribadi-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Alumni Mahad Al Zaytun yang kini berasa di Inggris, ikut angkat bicara soal kontroversi yang sedang meliputi lembaga pendidikan dan pribadi Syekh Panji Gumilang.

Dia berbicara soal Mahad Al Zaytun yang dianggap sesat. Menurutnya, lembaga pendidikan itu sudah berkiprah selama puluhan tahun.

Dirinya juga adalah angkatan pertama. Sehingga, kalau memang pondok pesantren itu sesat, bisa dilihat dari alumninya. Juga produk dari lulusan yang sudah dilahirkannya.

Karenanya, dia berharap pendekatan ilmiah untuk menangani persoalan tersebut. Bukan dengan kegaduhan di media sosial untuk menyelesaikannya.

BACA JUGA:Nama-nama Gedung di Dalam Mahad Al Zaytun, Ada yang Disebut Istana, Tempat Tinggal Syekh Panji Gumilang?

Sebagai alumni, dirinya merasakan betul bagaimana pendidkkan di Al Zaytun telah membentuk dirinya. Hingga kini bisa berkiprah di Britania Raya. Bahkan menjadi tenaga pengajar di University of Warwick.

Tanpa bekal yang didapat di Al Zaytun sedari Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Tsanawiyah, bakal sulit bagi dirinya bisa berkiprah di kota yang menjadi markas dari klub bola Coventry City tersebut. 

Ya, University of Warwick adalah kampus ternama di Inggris yang terletak di pinggiran Kota Coventry. Kampus itu diakui sebagai salah satu institusi pendidikan terdepan di Inggris.

“Mohon maaf, status ini tidak untuk menjawab pertanyaan dan juga pernyataan itu. Karena saya percaya, untuk menjawabnya sangat membutuhkan pendekatan ilmiah,” ungkap Miftahul Ulum yang dikutip radarcirebon.com, Selasa, 5, Juli 2023.

BACA JUGA:Kasus Dugaan Penistaan Agama Naik Penyidikan, Syekh Panji Gumilang Tersangka?

Baginya, masalah yang ada di Al Zaytun tidak  bisa diselesaikan dengan pendekatan media sosial. Harus dengan jalan ilmiah untuk menentukan sesat atau tidak.

“Bukan pendekatan medsosiyah. Seperti fesbukiyah, twiterriyah, instagramiyah, youtubiyah, apa lagi tiktokiyah,” katanya.

Miftahul Ulum sebenarnya enggan menjawab pertanyaan seputar kontroversi Al Zaytun. Namun, jika “kekeuh” ingin mendapatkan jawaban dari alumninya yang di luar negeri, dia pun bersedia melayani pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Sambil menunggu investigasi yang lebih ilmiah, dia pun menyitir teori indoktrinasi. Dia pun menyebut beberapa karya soal teori itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: