Syekh Panji Gumilang Khawatir Tidak Bisa Bayar Gaji Guru Al Zaytun, Orang Tua Menyebut Dzalim

Syekh Panji Gumilang Khawatir Tidak Bisa Bayar Gaji Guru Al Zaytun, Orang Tua Menyebut Dzalim

Syekh Panji Gumilang mengaku khawatir tidak bisa bayar gaji guru di Mahad Al Zaytun.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

BACA JUGA:4 Gejala Serangan Jantung yang Jarang Diketahui, Perhatikan!

"Tapi kan bukan itu (pangan), guru ada gaji. Tertutup tidak ini, karena diblokir," tuturnya.

Oleh karena itu, Syekh Panji Gumilang meminta agar wali santri yang belum memenuhi kewajibannya untuk biaya pendidikan, agar tidak melakukan pembayaran dengan sistem transfer.

"Maka tadi sudah diterangkan, ketika ada wali santri hendak mengirim kewajibannya, jangan dimasukan ke rekening bank," katanya.

Sebab, sambung dia, ketika ditransfer lewat rekening bank, tentu akan ikut terkena blokir dan tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya.

BACA JUGA:Claudia Scheunemann Jadi Pemain Terbaik dan Top Score Piala AFF Wanita U-19 2023

"Ke-blokir lagi nanti. Jangan lewat rekening. Sekecil apapun, antar tunai. Nanti kita nggak bisa belanja ini itu," tuturnya.

Karena itu, syekh menginstruksikan agar sementara rekening masih diblokir, agar pembayaran apapun dilakukan dengan tunai.

"Karyawan gajinya tidak bisa terbayar. Guru, itu satu bulan bukan ratus juta. Miliar. Karyawan juga begitu," tuturnya.

Dikatakan syekh, pemblokiran oleh PPATK diharapkan tidak berlama-lama. Sebab, Mahad Al Zaytun adalah lembaga pendidikan yang memerlukan operasional termasuk gaji.

BACA JUGA:Bisa Sebabkan Kanker, WHO Batasi Konsumsi Harian Pemanis Buatan

Bila pemblokiran dilakukan terlalu lama, tentu akan membuat perjalanan pendidikan terganggu. Termasuk untuk gaji karyawan, hingga guru.

"Kalau lama-lama diblokir, otak ini muter juga. Tapi, untung saudara masih ada yang nunggak," ungkapnya.

Sementara itu, para wali santri hingga civitas pun riuh berbicara di media sosial mengungkapkan pendapatnya dan menyebut pemerintah sudah dzalim.

"Terlalu. Akan ada hukum-hukum baru di negara Indonesia: Penyitaan agama, pemblokiran pendidikan," demikian dituliskan salah seorang civitas berinisial DC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: