Seorang Nenek Relakan Tabungan untuk Umrah, Demi Sekolahkan Cucunya di Al Zaytun

Seorang Nenek Relakan Tabungan untuk Umrah, Demi Sekolahkan Cucunya di Al Zaytun

Seorang nenek relakan tabungan untuk biaya umrah, demi sekolahkan cucu di Mahad Al Zaytun Indramayu.-Ist-radarcirebon.com

BACA JUGA:Jalan Tol Indramayu - Kertajati Sudah Masuk Perpres, Perencanaan Dimulai Tahun Ini

Selain itu juga melengkapi dua foto sang nenek yang berusia 77 tahun. Yang satu merupakan pas foto, dan yang satu foto sang nenek yang sedang melakukan aktivitas.

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini tulisan seperti yang diunggah Riyadi Eko Prasetyo pada tahun 2018 lalu:

Di usianya yang senja, 70 tahun, beliau tetap bersemangat, bervisi dan misi. Mungkin sebagian orang berpikir usia senja adalah usia di mana tinggal menikmati hidup saja. 

Namun berbeda dengan nenek yang satu ini. Beliau selalu berpikir, berkreasi, beraktivitas tanpa henti. 

BACA JUGA:Kenangan Terakhir Vina dan Eky Sebelum Jaid Korban Geng Motor Cirebon, Akan Ditayangkan Dalam Film?

Dari rahim beliaulah belahan jiwa saya lahir, teman dan sahabat dalam suka maupun duka dalam mengarungi samudera hidup. 

Di tengah polemik dalam menentukan kemanakah seorang keponakan untuk melanjutkan sekolah di tingkat pertama, beliau dengan tegas menyuarakan:

“Seala ben sekolah nang Mahad Al Zaytun wae. Masalah bayaran mengko aku sing nanggung. Sekolah nangn njobo okeh pilihan, tapi aku luwih sreg ning Zaytun wae. Selain kuwi ono tantene pisan. Ben ono sing ngawasi”.

Translate: "Seala biar sekolah di Al-Zaytun saja. Masalah bayaran biarkan saya yang bayar. Sekolah di luar memang banyak pilihan tapi, saya lebih pas kalo di Zaytun saja. Selain itu ada tantemya. Biar ada yang mengawasi”.

BACA JUGA:Mengejutkan, Aktivis Yahudi Hadir di Al Zaytun

Demikianlah beliau bersikukuh terhadap cucunya agar melanjutkan sekolah di MAZ. Beliau korbankan impian beliau menabung untuk berangkat UMROH demi menyekolahkan cucunya.

"Memandaikan generasi lebih penting ketimbang aku berangkat UMROH. Semoga Allah mengampuni aku jika keputusanku salah. Tapi Allah tidak tidur”. 

Demikianlah beliau berucap di hadapan saya sebagai mantunya. Merinding saya mendengarnya.

Sebuah teladan dan keputusan yang kami anggap luar biasa bagi seorang nenek 70 tahun dengan profesi hanya sebagai pensiunan guru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: