Pembangunan Kereta Cepat Bandung - Kertajati, Melipir Jalan Tol Cisumdawu, Bakal Lebih Cepat dan Murah

Pembangunan Kereta Cepat Bandung - Kertajati, Melipir Jalan Tol Cisumdawu, Bakal Lebih Cepat dan Murah

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya di coret.-Setkab-radarcirebon.com

MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Pembangunan kereta cepat Bandung - Kertajati bakal melipir Jalan Tol Cisumdawu sehingga waktu konstruksi lebih cepat dan biaya pun lebih murah.

Trase Bandung - Kertajati merupakan bagian dari proyek tahap kedua Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang rencananya dibangun sampai ke Surabaya via Jogjakarta.

Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil mengungkapkan, rencana pembangunan kereta cepat tersebut bakal lebih cepat dan biayanya tidak semahal tahap pertama.

Sebab, untuk tahap kedua tidak perlu membebaskan lahan. Trase dari kereta cepat akan melintasi Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan atau Cisumdawu.

BACA JUGA:Susi Pudjiastuti: Pak Anies botak sekarang? Pakai minyak kemiri kaya cucu saya, nanti cepat tumbuhnya

Jalurnya meneruskan dari Stasiun Tegalluar, Cileunyi kemudian melipir menyusuri jalan tol sampai ke Kertajati.

Kendati demikian belum ada informasi lebih lanjut, kapan proyek tahap kedua dari jaringan kereta cepat ini akan dijalankan.

Hanya saja, Gubernur Jabar menyatakan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung merupakan bagian dari titik tolak Indonesia masuk ke era baru.

Karenanya, wajar bila titik tolak awal ini, memang berat. Bahkan dikerjakan dalam waktu 6 tahun sejak dirinya masih walikota hingga menjabat sebagai gubernur.

BACA JUGA:Nasib Pedagang di Pamulihan Pasca Tol Cisumdawu Beroperasi, Turun 10 Persen, Ubi Cilembu dan Peyeum Primadona

Rencananya, Kereta Cepat Jakarta Bandung akan mulai beroperasi pada Agustus 2023 mendatang dan diresmikan oleh Presiden RI, Ir Joko Widodo atau Jokowi.

Gubernur optimis pembangunannya bisa lebih cepat dibandingkan tahap pertama. Sebab, sudah ada pengalaman dalam membangun infrastruktur kereta cepat. Faktor kedua, tidak perlu dilakukan pembebasan lahan.

“Itu akan jauh lebih cepat, dibanding lompatan pertama yang ilmu kita. Nanti tahap 2 dari Bandung ke Surabaya, nggak usah pembebasan lahan. Karena sudah pengalaman. Melipir saja lewat jalan tol. Cisumdawu, Jogja, Solo, terus ke Surabaya,” kata Ridwan Kamil.

Dia menambahkan, segala sesuatu yang pertama memang cenderung lebih berat. Sebab, setiap lompatan terhadap kemajuan adalah zona tidak nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: