Perbandingan Jumlah Penumpang Bandara Kertajati Antara Sebelum dan Sesudah Covid-19

Perbandingan Jumlah Penumpang Bandara Kertajati Antara Sebelum dan Sesudah Covid-19

Geliat penumpang di Bandara Kertajati.-Kemenhub-radarcirebon.com

MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM – Geliat pergerakan penumpang di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka dari Januari sampai dengan Mei 2023 menunjukkan kenaikan.

Grafik pergerakan penumpang BIJB bisa dilihat, pada Januari 0 penumpang, Februari 3 penumpang, Maret 6 penumpang, April 208 penumpang, Mei 571 penumpang.

Kenaikan jumlah penumpang pada Mei 2023 disebabkan Bandara Kertajati sudah melayani penerbangan AirAsia dengan frekuensi satu minggu 2 kali yakni rute Kuala Lumpur – Kertajati (pulang pergi).

Ditambah lagi, kenaikan penumpang disebabkan kehadiran rute penerbangan untuk embarkasi dan debarkasi haji ke Arab Saudi dengan 9.268 orang jemaah.

BACA JUGA:Setelah Penistaan Agama, Minggu Depan Giliran Dugaan TPPU Panji Gumilang Ditentukan Statusnya

Tahun ini, memang menjadi pertama kalinya Bandara Kertajati melayani penerbangan haji dari sejumlah daerah sepreti Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang dan Subang (Ciayumajakuningsusu).

Kendati demikian, jumlah penumpang ini masih jauh dari data pergerakan penumpang saat penerbangan dialihkan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati di tahun 2019 atau sebelum pandemi.

Sejak peralihan penerbangan di bulan Juni sampai 25 Juli 2019, terdapat 86.166 penumpang yang terbang dan mendarat di Bandara KJT.

Para penumpang itu terlayani oleh empat maskapai, yakni Garuda Indonesia, Citilink, LionAir dan AirAsia.

BACA JUGA:4 Rumah Dinas PT KAI Cirebon Kebakaran, Saksi Terbangun karena Hawa Panas

Dari aktivitas penerbangan tersebut terdapat sekitar 3.000 sampai 4.000 penumpang setiap harinya untuk 12 rute.

Adapun rute yang dilayani adalah Balikpapan, Lombok, Pontianak, Denpasar, Padang, Makassar, Medan, Banjarmasin, Batam, Palembang, Pekanbaru dan Surabaya.

Dengan jumlah rute tersebut, rata-rata pergerakan pesawat di Bandara Kertajati mencapai 30 kali baik take off dan landing.

Pada saat itu, Lion Air menjadi maskapai yang melayani rute terbanyak yakni Pekanbaru, Banjarmasin, Medan, Denpasar, Batam, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Lombok, dan Pontianak.

Sedangkan Citilink melayani rute penerbangan ke Surabaya dan Pekanbaru, AirAsia dengan rute Denpasar dan Surabaya.

BACA JUGA:Kuatkan Program Citarum Harum, Jabar Miliki Laboratorium Lingkungan Hidup Berstandar Internasional

Rute favorit yang diterbangi dari Bandara Kertajati adalah Denpasar, Batam dan Surabaya. Khusus untuk Denpasar, keterisian kursi hampir selalu di atas 80 persen.

Sedangkan untuk Batam dan Surabaya sekitar 70 persen. Bahkan nyaris tidak pernah kurang dari angka ketirisian tersebut.

Direktur PT BIJB, Muhammad Singgih mengungkapkan, ada 2 faktor yang sangat mempengaruhi penerbangan di Bandara Kertajati. Pertama akses dan jadwal serta pilihan maskapai.

Sebab, sebelum pandemi pun sudah melakukan pemindahan rute. Namun pada saat itu, aksesnya belum didukung dengan Tol Cisumdawu. Selain faktor akses ini, tentu pilihan terbang belum banyak ketika itu.

“Masyarakat tentu akan memilih yang lebih jadwalnya banyak, yang kedua tentu akses,” kata Muhammad Singgih baru-baru ini.

BACA JUGA:Waduh! Body Checking Peserta Miss Universe Indonesia 2023 Hanya Ditutupi oleh Pembatas Seadanya

Dia tidak menampik, kondisi pandemi sangat memukul Bandara Kertajati. Sehingga tidak ada aktivitas penerbangan. Bahkan maskapai pun menghentikan rute tersebut.

“Pas pandemi kemarin karena seperti. Airline untuk terbang di Bandara Kertajati harus berhitung cost and benefit-nya,” katanya.

Kendati demikian, optimisme kini kembali ke Bandara Kertajati. Sebab, akses yang dinantikan selama ini sudah selesai dan beroperasi yakni Jalan Tol Cisumdawu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase