Jaga Budaya dan Tradisi, Mahasiswa KKM UMC Ziarah ke Pendiri Desa Peusing Kuningan

Jaga Budaya dan Tradisi, Mahasiswa KKM UMC Ziarah ke Pendiri Desa Peusing Kuningan

KKM UMC kelompok 7 menggelar ziarah dan doa bersama di makam pendiri Desa Peusing Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Selasa 15 Agustus 2023.-Istimewa-RADARCIREBON.COM

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kelompok Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Muhammadiyah Cirebon, melakukan ziarah dan doa bersama ke makam pendiri awal Desa Peusing Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan.

Ziarah dan doa bersama tersebut sebagai bentuk wujud rasa syukur atas hari jadi ke-338 Desa Peusing Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan.

Rohim Murizki sebagai Ketua Pelaksana, memberikan apresiasi atas acara Milangkala Desa Peusing atau Hari Jadi Desa Peusing.

Menurutnya, ziarah dan doa bersama ini sangat memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar dan khususnya mahasiswa yang sedang melaksanakan KKM.

BACA JUGA:DPD PAN Kabupaten Cirebon Tetap Pegang Hasil Rakernas 2022: Dukung Ganjar Pranowo

Agar, para mahasiswa jadi lebih tahu lagi tentang pentingnya menjaga budaya dan kebersamaan atau keharmonisan dengan warga.

“ Acara ini sangat luar biasa, karena di era modern ini Desa Peusing masih mempertahankan tradisi dan budayanya.”

Kita bisa melaksanakan doa bersama, ziarah, tahu tentang sejarah Desa Peusing dari mulai pendirinya siapa dan memang tradisi budayanya sudah di wariskan turun temurun seperti makan bersama dengan warga untuk mempererat hubungan kekeluargaan,” ucapnya, Selasa 15 Agustus 2023.

Dalam hari jadi Desa Peusing yang ke 338 tahun, dengan mengambil tema “Ngadangiang Ngawangun Desa, Malar Mandiri tur Sejahtera” selain melakukan ziarah di makam pendiri Desa Peusing yaitu Mbah Kuwu  Kerta Kerso di Mandirancan Kuningan.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Jadikan Alun-alun Edu Forest Setu Kabupaten Bekasi sebagai Hutan Kota

Mahasiswa KKM Kelompok 7 bersama Perangkat Desa dengan stakeholder lainnya juga agendakan berbagai macam kegiatan lainnya seperti pembacaan Sasakala Desa Peusing atau pembacaan sejarah, doa bersama, istighosah dan babarit atau makan bersama dengan warga di halaman Balai Desa Peusing.

Untuk makan bersama atau dikenal dengan babarit menurut warga Desa Peusing, lanjut Rohim, adanya penggunaan takir atau piring anyaman dari daun kelapa sebagai alas makan.

Tradisi unik dengan makan menggunakan piring yang berbeda ini tidak dimiliki oleh desa lain sehingga Desa Peusing ini terlihat sangat istimewa dengan tetap menjaga tradisi yang sudah diwariskan.

“Hal yang sangat unik dari babarit ini, menurut saya yaitu makan Bersama dengan menggunakan alas takir atau anyaman dari daun kelapa, ini tentunya mempunyai makna.”

BACA JUGA:Terlibat Penganiayaan David Ozora, Shane Lukas Dituntut 5 Tahun Penjara, Lebih Ringan dari Mario Dandy

“Penggunaan Takir ini bermakna bahwasanya masyarakat setempat ingin tetap mempertahankan culture yang sudah bertahan dari tahun 1685 M saat ini,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase