Kerja di Jepang, JLPT Jadi Acuan Penting Komunikasi Efektif dalam Asuhan Keperawatan

Kerja di Jepang, JLPT Jadi Acuan Penting Komunikasi Efektif dalam Asuhan Keperawatan

--

RADARCIREBON.COM - Tes Kemahiran Bahasa Jepang merupakan tolok ukur utama dalam menunjukkan kemampuan bahasa di Jepang. 

Banyak perusahaan yang memerlukan setidaknya N4 untuk mempertimbangkan mempekerjakan orang-orang non-Jepang. 

Namun, ada baiknya mengetahui seluk beluk tes ini,

JLPT adalah tes standar keterampilan bahasa Jepang yang diselenggarakan oleh Japan Foundation dan Japan Educational Exchanges di seluruh dunia. 

JLPT tersebut memiliki lima level berbeda: N5 sebagai yang terendah, dan N1 merupakan yang tertinggi. Tes ini mengukur kemampuan membaca dan mendengarkan, dengan fokus pada kosa kata dan tata bahasa. Tidak ada bagian menulis atau berbicara.

Ini mungkin masalah terbesar dalam tes ini. Karena ini adalah tes pilihan ganda yang hanya memiliki bagian membaca/tata bahasa dan mendengarkan, tes ini sama sekali tidak mengukur kemampuan seseorang dalam berbicara atau menulis bahasa Jepang. Akibatnya, ini tidak dapat dianggap sebagai ukuran kefasihan yang sebenarnya. 

Lagi pula, siapa yang menurut Anda lebih fasih, seseorang dengan aksen yang sempurna dan dapat mengekspresikan diri dengan jelas dan mudah, tetapi tidak dapat membaca dengan baik, atau seseorang yang dapat membaca dengan baik tetapi ucapannya terputus-putus?

BACA JUGA:Langkah Bandara Ngurah Rai Bali Mampu Hemat Biaya Energi, Bisa Ditiru BIJB Kertajati

BACA JUGA:Presiden Jokowi ke Cirebon Lagi, Mendarat di Bandara Cakrabhuwana, Ada Acara Ini Loh

JLPT memang merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kemahiran bahasa Jepang, namun penting untuk diketahui bahwa JLPT terutama berfokus pada pemahaman membaca dan mendengarkan, kosa kata, dan tata bahasa, tanpa menilai keterampilan aktif seperti berbicara dan menulis.

Kata Yamanaka dari Panti Jompo Perawatan Khusus Rakuseien di Tokyo.

“Syukurlah di panti jompo kami, hampir semua orang asing adalah pekerja keras dan bekerja keras untuk mengatasi tantangan mereka sendiri. Saya merasa kemampuan mereka untuk berbicara dan memasukkan bahasa Jepang ke PC meningkat sedikit demi sedikit.”

Yamanaka juga mengatakan bahwa bidang asuhan keperawatan melibatkan banyak istilah teknis dan kosakata khusus.

Namun, ia mengamati bahwa kemampuan pekerja asing untuk berkomunikasi secara verbal secara bertahap meningkat seiring berjalannya waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: