Dari Saritem, Panlok hingga Warung Jadi-jadian, Sisi Kelam Kota Bandung, Sekarang Tambah Menjamur

Dari Saritem, Panlok hingga Warung Jadi-jadian, Sisi Kelam Kota Bandung, Sekarang Tambah Menjamur

Sisi kelam Kota Bandung dari Saritem hingga aspek lainnya.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

BACA JUGA:Alasan Bojan Hodak Mengubah Ciro Alves Jadi Supersub, Bobotoh Dibikin Ketar-ketir dan Menyesal

Berputar sebentar akhirnya menemukan warung kecil yang dimaksud. Warungnya kecil dan ada tulisan "Tidak melayani anak berseragam sekolah".

Sampai di sini SS masih berpikir positif. Bisa kadi mereka mengikuti aturan pemerintah soal penjualan rokok.

Tapi lama-lama ada yang aneh. Sebab di warung itu tidak terlihat berjualan rokok. Cuma ada shampo sachet dan pewangi cucian yang digantung.

Dia melihat penumpang mengeluarkan lembaran biru. Si penjual 'cepelin' sesuatu ke tangannya. Sungguh, transaksi yang membuat SS kian bertanya-tanya.

BACA JUGA:Di Ambang Kematian! Azhar Kinoi Lubis Kembali Dengan Film Horornya

Apa ini modusnya sama seperti modus penjual DVD bokep di sebuah Pasar Kota Kembang, dulu? Saat masa jaya, Pasar Kota Kembang terkenal sebagai sentra penjualan DVD bajakan. Beli 10 bonus 1. Untuk  1 DVD dihargai Rp 5000 saja.

Ketika sedang berjalan menelusuri Pasar Kota Kembang, selalu saja ada pria yang mendekati nya. Pria itu berbisik menawarkan dvd ilegal. “DVD baru yang anak sekolahan".

Sungguh bujuk rayu yang bisa menggetarkan iman. Jika iman tidak kuat, dari yang awalnya mau beli DVD Harry Potter and The Goblet of Fire, bisa berubah membeli DVD "Anak sekolahan sedang bercumbu".

Ternyata bukan jualan DVD seperti yang dia bayangkan. Warung itu ternyata menjual obat terlarang. Seperti  Tramadol dan Eximer atau obat anjing gila.

BACA JUGA:RESMI! Pemerintah Larang TikTok Shop Cs Jualan, Cuma Boleh Promosi

Dia tahu bahayanya obat ini adalah ketika sedang menunggu orderan Halodoc di sebuah apotek. Saat sedang menunggu obat disiapkan tetiba datang 2 orang dengan tampang teler yang hendak membeli Tramadol.

Si Teteh, penjaga apotek bilang kalau Tramadol tidak dijual bebas dan harus menggunakan resep dokter. Sambil memaksa, 2 orang tadi ingin bertemu dokter agar dibuatkan resepnya.

Untungnya mental si Teteh kuat dan tidak kalah galak. Dia bilang jika jam kunjungan dokter sudah tutup dan dokter harus beristirahat. Dua orang tadi lantas meninggalkan apotek sambil misuh-misuh.

Dari si Teteh, dia baru tahu kalau banyak orang umumnya remaja yang mencari Tramadol. Obat ini sebenarnya bukan obat terlarang. Tetapi efek adiktif yang dihasilkan sama saja dengan mengkonsumsi obat terlarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: