Dari Saritem, Panlok hingga Warung Jadi-jadian, Sisi Kelam Kota Bandung, Sekarang Tambah Menjamur

Dari Saritem, Panlok hingga Warung Jadi-jadian, Sisi Kelam Kota Bandung, Sekarang Tambah Menjamur

Sisi kelam Kota Bandung dari Saritem hingga aspek lainnya.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

BACA JUGA:Pengendara Motor Temper KA Kaligung, Korban Warga Pangenan

Juga menemukan tempat family karaoke yang ketika malam tiba-tiba menyediakan fasilitas pemandu lagu (PL). Bahkan sampai nomor kontak para mamih alias germo di Bandung. 

“Rasanya ini semua tidak akan saya temukan jika saya tidak terjun di dunia ini. Saritem yang katanya sudah ditutup tetapi nyatanya masih buka sampai hari ini,” tulis SS.

Dia pun mengajak mencoba berkendara masuk ke Saritem, maka praktik ilegal ini masih nyata adanya. Terikan kalimat "Ada yang baru" masih banyak terdengar.

Juga ungkapan kata-kata "Panlok, Panlok" selalu ditawarkan kepada siapa sqja yang masuk di kawasan ini.

BACA JUGA:PENTING! Perubahan Syarat KPR Bank BCA, Usia Maksimal untuk Karyawan dan Pengusaha Jadi Segini

Perlu diketahui, Panlok adalah kependekan dari Panda Lokal. Sebutan untuk perempuan berdarah Tionghoa yang membuka praktik ilegal di tempat tersebut.

“Seumur-umur saya belum pernah masuk ke tempat hiburan malam tapi semenjak menjadi Driver GOJEK, saya sudah beberapa kali menginjakkan kaki kesana,” ungkap dia.

Apa yang dia lakukan tersebut, bukan untuk  mengejar kesenangan yang fana. Yang dia lakukan karena tugas mengantarkan orderan makanan, antar barang dan juga penumpang.

Salah satu hal yang membuat dia perhatikan dan belakangan ini menjamur di Bandung adalah keberadaan warung-warung di pinggir jalan. Warung ini menurutnya aneh karena seperti tidak niat jualan, tapi banyak yang datang.

BACA JUGA:3 Atlet SMAN 7 Kota Cirebon Lolos ke SAC Indonesia 2023 National Championship

Ciri warung ini adalah berukuran kecil. Ada merek shampo atau pewangi cucian yang tergantung. Hanya dua barang itu saja yang dijual. Tidak ada rokok atau kopi yang biasanya menjadi andalan warung kecil.

Dia mulai merasakan keanehan ketika di suatu malam mendapat orderan GO-Ride di sekitaran Cibadak. Tujuannya ke Tegalega.

Di tengah perjalanan, penumpang minta berhenti, jika ada warung. Tapi anehnya, setiap ditawarkan untuk berhenti di toko atau warung besar, penumpang selalu menolak dan berkata "Bukan warung yang itu".

SS pun kian curiga. “Emang cari apa sih. Hanya saja saya sungkan bertanya jadi menuruti saya kemauannya,” ungkap SS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: