Dari Saritem, Panlok hingga Warung Jadi-jadian, Sisi Kelam Kota Bandung, Sekarang Tambah Menjamur

Dari Saritem, Panlok hingga Warung Jadi-jadian, Sisi Kelam Kota Bandung, Sekarang Tambah Menjamur

Sisi kelam Kota Bandung dari Saritem hingga aspek lainnya.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

BACA JUGA:Kebakaran di TPA Kopi Luhur Menimbulkan Asap Tebal, Kondisi Angin Kencang

Dan akhirnya terjawab juga apa yang dijual oleh warung shampo tadi. Mereka menjual Tramadol dan Eximer.

Lalu mereka mengkamuflase dengan menjadi warung shmpo dan sabun cuci. Tujuannya  untuk menyamarkan penjualan obat tersebut.

Dari obrolan 'bawah tanah', entah benar atau tidaknya, dia juga mendapat cerita jika obat-obatan tersebut dikirim dari luar Pulau Jawa. Karena di kota asalnya, obat tersebut konon tidak laku dijual.

Mungkin cerita ini memang benar adanya karena penjaga warung jadi-jadian tersebut memang terlihat seperti bukan orang lokal. Logat bicaranya pun terdengar seperti bukan orang asli Bandung.

BACA JUGA:Orang Baru di Persib Didatangkan dari Kroasia, Support System untuk Bojan Hodak

Konon, harga jual obat Tramadol adalah Rp 5000 per pcs. Coba bayangkan jika 1 orang misalnya membeli 5 pcs, maka 5 pcs x 5000 sama dengan Rp 25 ribu.

Kalkulasinya, dalam 30 menit setidaknya ada 5 orang yang mampir membeli obat tersebut. Jadi Rp 25.000 dikali 5 orang. Maka ada Rp125 ribu hanya dalam kurun waktu 30 menit.

Bayangkan berapa rupiah yang berputar dalam 1 hari?

Maka wajar jika belakangan ini banyak orang yang menyebut Bandung sudah makin mirip Gotham. Eskalasi kejahatan jalanan yang meliputi begal memang belakangan ini marak terjadi.

BACA JUGA:PENGUMUMAN: Perubahan Usia Maksimal KPR Bank BCA, Simak Aturan Terbaru untuk Karyawan dan Pengusaha

Bukan hanya begal tetapi konvoi remaja tanggung ugal-ugalan yang mengemudikan motornya sambil zig-zag di jalanan pun marak terjadi. Sangat berbahaya karena membahayakan pengendara lain.

Sulit untuk tidak bilang kalau meningkatnya kejahatan jalanan ini tidak ada hubungannya dengan maraknya warung-warung berkedok sabun dan pewangi ruangan ini.

Memang, Saritem, Kelurahan Kebonjeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, telah lama ditutup sebagai lokalisasi. Tetapi, praktik prostitusi masih berlangsung secara diam-diam di lokasi ini.

Saritem merupakan eks lokaliasasi legendaris sejak zaman penjajahan Belanda. Lokalisasi Saritem berdiri pada 1838.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: