Sejarah dan Rahasia Kelezatan Tape Ketan Bakung, Destinasi Wisata Kuliner dan Oleh-oleh Khas Cirebon
Proses produksi tape ketan Bakung, makanan khas Cirebon yang cocok buat oleh-oleh. Foto: -Andri Wiguna-Radarcirebon.com
“Saat itu ibu saya bingung, anak ada 10 tapi ekonomi begitu sulit," tutur Hj Surani (63) anak sulung Ibu Munil kepada Radar Cirebon.
"Pernah coba beberapa usaha dan akhirnya mantap jualan tape karena kebetulan ibu saya punya resep yang membuat tape buatannya berbeda dengan tape-tape buatan orang lain,” imbuhnya.
Dari kreasi Ibu Munil itulah kemudian perlahan-lahan perkembangan tape ketan di Desa Bakung Lor semakin maju. Perajin pun bertambah banyak.
Kini jumlah perajin tape ketan Bakung mungkin sudah mencapai ratusan.
Hj Surani sendiri bisa menghabiskan sekitar 50 kilogram beras ketan untuk memproduksi sekitar 30 dus tape ketan Bakung setiap harinya.
“Dalam sebulan paling tidak 900 dus yang diproduksi," katanya.
"Itu baru saya di Desa Bakung Lor. Belum pengrajin-pengrajin lainnya. Ada juga yang sudah punya kelompok. Biasanya kelompoknya berdasarkan hubungan keluarga,” jelas Hj Surani.
Sementara itu, berdasarkan riwayat yang berkembang di masyarakat, tape ketan Bakung awalnya berasal dari Desa Cangkring, Kabupaten Cirebon.
Resepnya disempurnakan oleh Ki Wanajaya yang merupakan leluhur dan sesepuh di wilayah Bakung.
Saat ini, warga sudah berinovasi. Tape ketan Bakung sekarang sudah bisa dinikmati dalam bentuk olaharan turunan lainnya.
Sekarang ada pancake, brownis hingga olahan lain dari tape ketan Bakung.
Demikianlah informasi mengenai destinasi wisata kuliner dan oleh-oleh khas Cirebon, khususnya tape ketan Bakung terkait sejarah dan rahasia kelezatannya.
Semoga bermanfaat! (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: