Oh Baru Tahu, Ternyata Nyi Roro Kidul itu Tidak Sama dengan Ratu Kidul, Ini Perbedaannya

RADARCIREBON.COM - Banyak orang yang baru tahu perbedaan antara sosok Nyi Roro Kidul dengan Ratu Kidul. Bahkan kedua sosok mistis ini tak ada kaitannya.

Adalah Roy E Jordaan dalam Tara and Nyai Lara Kidul: Images of the Divine Feminine in Java yang menuliskan perbedaan antara Nyi/Nyai Roro Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul. 

Menurut Roy E Jordaan, Nyai Roro Kidul adalah Dewi Kesuburan dan Pelindung di zaman pra-Islam. 

Sosok ini kemudian diadaptasi menjadi Dewi Tara dalam Buddha Mahayana-Vajrayana dan Dewi Durga dalam Hindu Siwa.

BACA JUGA:Ketimbang Jepang, Ternyata Belanda Lebih Sedih Ketika Indonesia Merdeka, Apa Alasannya?

Sedangkan Kanjeng Ratu Kidul, kata Roy, dia  adalah shakti. Atau semacam energi para Raja Jawa setelah menganut agama Islam. 

Mengapa Ratu Kidul adalah Shakti? Hal demikian tidak lain karena peran Panembahan Senapati, sang Raja Mataram.

Dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Wedhatama disebutkan ketika Panembahan Senopati bersemedhi ditemui oleh Kanjeng Ratu Kidul. Penguasa Laut Selatan ini memohon adanya hubungan yang erat antara Mataram dan Kerajaan Laut Selatan yang dihuni makhluk halus. 

Pertemuan tersebut yang oleh khalayak kemudian dimaknai adanya pernikahan antara raja-raja Mataram dan kemudian Yogyakarta serta Surakarta dengan Kanjeng Ratu Kidul.

BACA JUGA:Aksi Heroik Warga Cipatujah Tangkap Pelaku Begal Motor di Depan Kantor Polisi

Perkawinan itu diwujudkan dengan Tari Bedhaya Ketawang (Surakarta) dan Tari Bedhaya Semang (Yogyakarta). Keduanya ditarikan oleh sembilan penari karena dipercaya Kanjeng Ratu Kidul akan hadir sebagai penari kesepuluh. 

Jika pernah ke Solo menyaksikan tari Bedhaya Ketawang yang dipentaskan saat jumenengan atau kenaikan takhta, satu kursi di samping Sunan Surakarta dibiarkan kosong. Ada apa? Karena saat itu sesungguhnya Kanjeng Ratu Kidul sedang duduk di sana.

Seperti apa sebenarnya gambaran sosok mistis yang dijuluki Penguasa Laut Selatan ini? 

Sosok ini pernah digambarkan oleh tokoh ningrat Mataram seperti Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Pangeran Diponegoro.

Sumber: