Israel Begitu Mencekam Akibat Badai Al Aqsa, Takut Jadi Tawanan Hamas, Banyak Warganya Eksodus
Situasi permukiman warga Palestina yang porak-poranda di dekat Jalur Gaza, pasca serangan oleh pesawat tempur Israel. Operasi Badai Al Aqsa telah memicu eskalasi pertempuran antara Hamas dan Israel.-Motaz Azaiza via Eye on Palestine-radarcirebon.com
BACA JUGA:Rekap EPA Liga 1 2023/2024 Persib Bandung, U-20 Merana, U-16 dan 18 Berjaya
Apalagi perkembangan terakhir antara Iran dan Saudi bahkan sudah full normal. Setelah kedutaan masing-masing dibuka dan dubes masing-masing sudah bertugas di posnya.
Bahkan Iran dan Saudi juga sekarang sama-sama jadi anggota BRICS. Pengaruh Amerika makin berkurang di Timur Tengah.
Peran China dan Russia makin meningkat sehingga membawa keseimbangan baru. Juga tak lagi didominasi satu negara yaitu Amerika yang selalu membela Israel.
Yang jelas perkembangan geopolitik ini sama sekali tak menguntungkan Israel. Jika sebelumnya musuhnya saling bersiteru dan bersaing tapi sekarang semuanya sudah kompak tanpa permusuhan. Satu-satunya musuh mereka adalah Israel.
BACA JUGA:Panji Gumilang Akhirnya Bertobat Sampai Bikin Surat Perjanjian, Isinya Ada 4 Poin
Masih ingat dengan Intifada 1 (1987–1993) dan intifada 2 (tahun 2000) ? Saat itu anak-anak Palestina melawan serdadu Israel dengan batu.
Saat itu anak-anak dan remaja Palestina melakukan aksi melawan Israel dengan batu. Karena memang hanya itu yang mereka miliki.
Israel dalam posisi sulit dan mereka gunakan peluru karet melawan anak-anak dan dalam banyak kesempatan menembak dengan peluru tajam.
Tapi sekarang ini, 20 tahun sejak intifada kedua, para militant anak-anak ini sudah tak lagi menggunakan batu.
BACA JUGA:Cara Elegan David da Silva Membungkam Kritik dan Pernyataan Tegas Ciro Alves, Dibenci dan Dipuja
Mereka menggunakan senapan otomatis yang selalu terlihat saat lakukan demonstrasi dan aksi dengan cara menembakkan senapan mereka ke udara.
Aksi Oktober ini, bahkan Hamas menggunakan berbagai peralatan tempur, mulai dari senapan otomatis, RPG dan paraglide yang bisa membawa mereka melewati pagar keamanan Israel dan mendarat puluhan km kedalam wilayah Israel.
Terbang dengan paraglide ini sulit dideteksi radar karena terbang sekitar 100 meter dari permukaan.
Kontur Gaza yang dilembah dan perbukitan sekelilingnya membuat radar tak bisa mendeteksi objek terbang rendah karena posisi radar Israel ditempatkan dibukit dan lebih banyak digunakan untuk mendeteksi serangan roket yang lintasannya 1000 m diatas permukaan tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: