Monkey Business, Strategi Bisnis Paling Licik dan Terus Berulang, Kenali dan Jangan Sampai Jadi Korban

Monkey Business, Strategi Bisnis Paling Licik dan Terus Berulang, Kenali dan Jangan Sampai Jadi Korban

Hati-hati dengan monkey business, strategi bisnis paling licik dan banyak makan korban. Ilustrasi foto:-Karolina Grabowska-pexels.com

Contoh monkey bisnis yang juga kerap terjadi dan kerap menimbulkan korban adalah jual beli tanaman, hewan, benda, barang atau produk langka.

Ketika harga hewan, tanaman atau suatu barang tiba-tiba naik kemudian banyak orang yang mencari kemudian melakukan transaksi jual beli, nah ini harus dicurigai sebagai monkey bisnis.

BACA JUGA:Calon Pengusaha Wajib Baca, Ternyata Ini Loh 6 Kebiasaan Orang Jepang yang Bikin Bisnis Gak Bakal Bangkrut

Orang-orang biasanya akan menyebut bahwa ini permainan pasar. Ada pemilik modal besar yang bermain mengelabui pasar demi keuntungannya sendiri.

Biasanya, setelah jangka waktu tertentu, harga yang tiba-tiba naik itu jatuh secara mendadak.

Hal itu terjadi ketika si pengusaha atau pemilik modal besar tadi sudah merasakan keuntungan yang berlipat ganda.

Sementara itu, masyarakat luas yang terlibat dalam perputaran bisnis tersebut mengalami kerugian. 

BACA JUGA:Rakerda REI Jabar 2023, Bey Machmudin: Sektor Properti Turut Ciptakan Lapangan Kerja

Kerugian ini tentu saja relatif. Berbeda-beda nilainya bagi setiap orang yang terlibat. Baik langsung maupun tidak langsung.

Model bisnis ini yang sering terjadi di Indonesia, misalnya bisnis batu akik, ikan hias, tanaman hias atau burung kicau tertentu.

Biasanya, barang-barang atau produk yang dijual sifatnya musiman atau tanaman serta hewan yang langka atau tidak biasa dipelihara.

Tiba-tiba mengalami lonjakan harga yang sangat fantastis, booming dengan permintaan pasar sangat tinggi. Lalu pada periode tertentu kembali turun harga dan hilang dari peredaran.  

Nah, untuk menghindari jebakan monkey business yang bisa membuat Anda terbenam dalam kerugian besar, kuncinya ada pada diri sendiri.

Misalnya, dengan mempelajari dan mempertimbangkan dengan matang setiap tawaran bisnis dari orang lain. Meskipun itu orang yang sudah kenal dekat bahkan keluarga sendiri.

Tidak mudah tergiur dengan keuntungan besar dalam waktu singkat atau instan. Serta harus menghindari sifat serakah sampai rela megambil risiko tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: