Bahayanya Makan Malam Melebihi Pukul 21.00, Tingkatkan Resiko Penyakit Kardiovaskular

Bahayanya Makan Malam Melebihi Pukul 21.00, Tingkatkan Resiko Penyakit Kardiovaskular

Aktivitas makan malam terlalu larut dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovakular.-pixabay-

RADARCIREBON.COM – Ada sebagian orang menikmati liburan Natal 2023 dengan berkumpul dengan sanak famili dan teman sambil menikmati hidangan makan malam.

Mulai dari makan malam mewah di restoran atau cafe, hingga memanggang daging atau ikan ala-ala barbeque secara sederhana dipelataran rumah.

Aktivitas makan malam ini jangan dilakukan pada larut malam atau setelah pukul 21.00. Sebab, ada sebuah bahaya yang mengintai.

BACA JUGA:Firli Bahuri Resmi Ajukan Surat Pengunduran Diri Sebagai Ketua dan Anggota Komisioner KPK

BACA JUGA:Tiket Kereta Api Cirebon Libur Nataru, Senin 25 Desember 2023 Terjual 28 Ribu Lebih, Masih Tersedia Banyak

Dalam sebuah studi ilmiah menjelaskan bahwa makan malam setelah pukul 21.00 dapat meningkatkan resiko stroke.

Pada dasarnya tubuh mengikuti siklus sirkadian, kira-kira ritme fisiologis 24 jam.

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara perubahan waktu makan dan puasa dengan kejadian Penyakit Kardiovaskular (CVD).

Pasalnya, CVD menjadi penyebab utama penyakit dan kematian global, pola makan yang salah memberikan kontribusi yang signifikan.

Seperti dilansir dari laman Times of India, Senin 25 Desember 2023, penelitian menyoroti pentingnya sarapan untuk menjaga metabolisme normal dan kesehatan jantung.

BACA JUGA:Keliling Majalengka saat Libur Nataru, Jangan Lewatkan 6 Wisata Majalengka yang Lagi Hits Berikut Ini

BACA JUGA:Jalan Utama Cirebon Kuningan Padat, Berikut Pilihan Rute Alternatif

Sementara makan larut malam dikaitkan dengan arteriosklerosis dan obesitas.

Studi ini mencari kejelasan dalam mengidentifikasi waktu makan dan dampaknya terhadap hasil kardiovaskular.

Metode potensial untuk meningkatkan kesehatan kardiometabolik adalah makan dengan batasan waktu (TRE).

Memperpanjang puasa malam hari hingga lebih dari 12 jam telah menunjukkan penurunan berat badan, tekanan darah, dan peradangan pada manusia.

BACA JUGA:SMP Telekomunikasi Sekar Kemuning Padukan Ilmu Agama dan Kemampuan IT

BACA JUGA:Update Jalan Lingkar Timur Kuningan, Jalur Masih Ditutup

Studi ini meneliti bagaimana durasi puasa malam hari secara langsung mempengaruhi risiko CVD.

Dengan menggunakan data dari penelitian NutriNet-Sante yang melibatkan lebih dari 100.000 orang dewasa, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang terkait dengan waktu makan.

Individu yang lebih muda, perokok, dan mereka yang waktu makannya lebih lambat menunjukkan risiko CVD yang lebih tinggi.

Penelitian ini berlangsung selama 7 tahun dan mengungkapkan korelasi antara terlambat makan pertama dan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular.

Studi ini menggarisbawahi pentingnya waktu makan, menunjukkan bahwa semakin larut waktu makan pertama, semakin tinggi risiko CVD.

BACA JUGA:Jabar Raih Juara 1 Penerima IDIA Award Kategori Website Terbaik Tingkat Provinsi 2023

BACA JUGA:Tempat Makan Nyaman Bonus Rekreasi, Wisata Baru di Kuningan

Khususnya, makan setelah jam 9 malam meningkatkan risiko sebesar 13 persen.

Risiko penyakit serebrovaskular meningkat sebesar 8 persen setiap kali penundaan makan terakhir, dan mencapai puncaknya sebesar 28 persen setelah jam 9 malam.

Peningkatan puasa malam hari dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit serebrovaskular sebesar 7 persen.

Kesehatan kardiometabolik tumbuh subur jika makan dengan batasan waktu lebih awal.

BACA JUGA:Masa Libur Sekolah, Pertamina Regional JBB Gelar Khitanan Massal

Didukung temuan sebelumnya menghubungkan sarapan lebih awal dan puasa semalaman lebih lama dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.

Makan lebih awal meningkatkan metabolisme, menyelaraskan dengan ritme sirkadian perifer yang mengatur tekanan darah. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase