Sejarah Desa Surakarta, Petapa Sakti Pemilik Keris Brajadenta

BACA JUGA:Bupati Imron: Menyongsong Indonesia Emas, Santri Harus Jadi Pemimpin dan Inovator Masa Depan

Setelah tapanya dianggap selesai, Raden Johar mendekati duwan yang penuh berisi air jernih.

Rasa haus akibat tapa yang dijalaninya, membuat Raden Johar mendekati duwan tersebut untuk minum air segar tersebut.

Sambil mengamati suasana di sekelilingnya, secara tidak sengaja Raden Johar melihat bayangan dirinya di atas permukaan air.

Dari pantulan air, dirinya melihat badan yang tampak kurus kering.

BACA JUGA:Besok, Menhan Prabowo Subianto Akan Naik Pangkat Menjadi Purnawirawan Jenderal TNI

Saat itu pula, datanglah seorang kakek tua berjubah putih menghampirinya sambil tersenyum.

Kakek tua tersebut kemudian berpesan, jika selesai melakukan tapa, tidak diperbolehkan melihat bayangan diri ke dalam air atau cermin. Karena akan menyesali diri melihat badan yang kurus kering.

Karena Raden Johar sudah telanjur melakukan larangan tersebut, kakek tua tersebut memberi nama Raden Johar dengan sebutan Surakaca.

Bersamaan dengan itu, kakek tua tersebut menghilang dan muncullah dua orang laki-laki datang mendekatinya dan menegurnya.

BACA JUGA:Sekjen Kemendagri: Bappeda Itu Tangan Kanan Kepala Daerah dalam Pembangunan, Salah Merancang Ada Dosa Turunan

Surakaca kemudian meminta tolong kepada dua laki-laki tersebut, untuk dicarikan sesuap nasi karena dirinya merasa kehabisan tenaga.

Permintaan dari Surakaca kemudian dilaksanakan dengan tulus ikhlas oleh kedua laki-laki tadi. Surakaca pun menunggu hingga datangnya nasi.

Tidak lama kemudian, kedua laki-laki tadi kembali dari sebuah pedukuhan sambil membawa sebungkus nasi.

Namun sebelum sampai ke tempat Surakaca menunggu, keduanya malah memiliki itikad jelek. Keduanya ingin menyantap nasi yang diperuntukan bagi Surakaca.

BACA JUGA:Wakili Mendagri, Sekjen Kemendagri Paparkan 6 Arahan Penting di Rakortekrenbang 2024

Sumber: