2 Orang Meninggal Dunia saat Musibah Banjir Cirebon Timur, 1 Terpeleset saat Evakuasi, 1 Tersengat Listrik

2 Orang Meninggal Dunia saat Musibah Banjir Cirebon Timur, 1 Terpeleset saat Evakuasi, 1 Tersengat Listrik

Sebanyak 2 orang korban meninggal dunia di tengah bencana banjir di Kabupaten Cirebon.-Deny Hamdani-radarcirebon.com

BACA JUGA:Polri Siapkan Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas Hadapi Arus Mudik dan Balik Idul Fitri 2024

Bupati Cirebon, H Imron menyatakan, Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis) lambat dalam penanganan Sungai Cisanggarung dan Ciberes.

Akibatnya, kata Imron, daerah aliran sungai terdampak ketika terjadi hujan di wilayah Kabupaten Kuningan.

“Memang butuh penanganan yang cepat oleh BBWS agar daerah kami tidak menjadi langganan banjir," kata Bupati Imron saat turun langsung memberikan bantuan kepada warga korban banjir, Rabu 6 Maret 2024.

Bupati Imron pun mengatakan pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan BBWS Cimancis dalam penanganan sungai yang melintasi wilayah Cirebon timur.

BACA JUGA:Inilah 9 Panduan dari Gus Men untuk Umat Islam dalam Menjalankan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1445 H

"Kita akan lakukan koordinasi dan minta kepada BBWS CC untuk melakukan penanganan (normalisasi sungai, red) secepatnya," ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro mengatakan, banjir besar yang melanda 9 kecamatan di Cirebon timur diakibatkan curah hujan yang tinggi di Kabupaten Kuningan.

Selain itu, karena tata guna lahan yang menyebabkan run off meningkat atau dengan kata lain daerah resapan air berkurang.

“Malam Rabu hujan deras di Kabupaten Kuningan berlangsung sekitar tiga jam. Sementara di Kabupaten Cirebon, di daerah Ciledug hujannya cukup lebat," kata Dwi, Rabu 6 Maret 2024.

BACA JUGA:Banjir di Cirebon Timur Berangsur Surut, Rata-rata Ketinggian Air 10 CM

Dwi mengatakan pihaknya akan mengambil langkah preventif dengan melakukan normalisasi pada empat sungai limpas, termasuk Sungai Singaraja, Ciputih, Ciberes, dan Cisanggarung. Itu akan dilakukan pada bulan Mei tahun ini. “Normalisasi ini sebagai upaya antisipatif terhadap potensi banjir tahun berikutnya," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: