Ismi : Kasus Bullying di kabupaten Cirebon Perlu ditekan

Ismi : Kasus Bullying di kabupaten Cirebon Perlu ditekan

Ismiyatul Fathiyah Yusuf Anggota DPRD Kabupaten Cirebon-ist-radarcirebon.com

SUMBER, RADARCIREBON.COM - Pemahaman masyarakat terhadap kasus bullying harus dimassifkan. Jangan dibiarkan, apalagi dianggap sebagai perlakuan wajar dikalangan anak-anak. Karena bullying membahayakan. Terutama pihak yang menjadi korban. Dampaknya berkepanjangan.

Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Hj Ismiyatul Fatihiyyah Yusuf menegaskan persoalan bullying harus dituntaskan. Dicegah jangan sampai terjadi lagi di Kabupaten Cirebon.

"Ullying itu menjadi persoalan serius, dengan dampak yang berkepanjangan bagi kesehatan mental korban. Mulai dari cemas, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD)," ungkap Ismi, sapaan akrabnya.

Menurutnya, masa-masa tersebut sering kali berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga tidak bisa dianggap remeh atau sebagai tindakan kenakalan biasa dari anak-anak atau remaja.

BACA JUGA:Komisi IV DPRD Soroti Pemkab Atasi Pengangguran Lulusan SMA

"Itu biasanya dialami dalam kurun waktu cukup panjang. Jadi tidak bisa dianggap biasa. Atau wajar sebagai bentuk kenakalan anak atau remaja," terangnya.

Menurut politisi PKB ini, dampak dari bullying juga mencakup masalah trust issue, di mana korban sulit untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya karena khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk lagi, bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain.

Apabila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.

"Selain itu, munculnya pikiran untuk membalas dendam juga perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan tindakan kekerasan terhadap orang lain," ungkapnya.

BACA JUGA:4 Efek Burung Sering Begadang di Bulan Ramadan

Masih kata Ismi, dampak lain dari bullying adalah stres berkepentingan yang meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan seperti penurunan daya tahan tubuh, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.

"Kalau saya baca dari erbagai literatur, menunjukkan bahwa perilaku ini dapat memperburuk kondisi anak yang sudah memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya, seperti gangguan jantung atau penyakit kulit," pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: