Duuh..Pengusaha Bawang Goreng di Kuningan Stop Produksi, Ternyata Ini Penyebabnya

Duuh..Pengusaha Bawang Goreng di Kuningan Stop Produksi, Ternyata Ini Penyebabnya

Pekerja di pabrik bawang goreng KIM di Desa Cilaja, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan sedang menyortir bawang goreng untuk dikirim ke pasar. Foto:-Agus Sugiarto-Radar Kuningan

"Cuaca ekstrem yang terjadi pada pertengahan puasa kemarin menyebabkan banyak areal pertanian bawang di Brebes mengalami gagal panen akibat dilanda banjir. Waktu itu banyak petani yang memilih panen paksa meskipun bawang masih sangat muda. Akibatnya sekarang di Brebes baru masuk awal musim tanam, sedangkan stok bawang merah sudah habis," jelas Iman.

Di saat pasokan bawang merah dari Brebes sedang kosong, Iman mengaku harus bersusah payah mencari penggantinya dari petani lokal Kuningan dan daerah lainnya. 

BACA JUGA:Ohh Ternyata! Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Qatar, Erick Thohir Ucapkan Terima Kasih ke Netizen Indonesia

Namun, kata dia, tak banyak yang bisa didapat karena hanya sedikit saja petani lokal yang menanam bawang merah.

"Kemarin saya terbantu dapat pasokan bawang dari petani lokal. Tapi harganya sudah tiga kali lipat dari normal. Sudah harganya mahal ditambah stok bawangnya juga sangat minim. Jadi kami bingung harus menjalankan usaha ini bagaimana," terang dia.

Menghadapi masalah ini, Iman mengaku hanya bisa pasrah dan berharap kelangkaan stok bawang merah ini bisa segera berakhir. 

Kini, Iman hanya bisa mengandalkan bawang goreng hasil produksi kemarin untuk memenuhi permintaan pelanggannya.

"Stok bawang goreng hasil produksi kemarin sekarang kita kemas lalu dijual dengan harga dinaikkan sedikit. Misalkan sebelumnya 1 kilogram bawang goreng kita jual Rp50.000, dengan harga modal hampir tiga kali lipat, idealnya kita bisa pasang harga minimal Rp100.000. Tapi karena berbagai pertimbangan, terpaksa kita jual di kisaran Rp80.000 per kilogram. Yang penting kita tidak rugi dan pelanggan tidak kabur," ucap Iman.

Iman menambahkan, bawang goreng buatannya banyak dikirim ke wilayah Jabodetabek hingga sebagian Sumatera dan Bali. 

Sulitnya mendapatkan bahan baku bawang goreng, sudah banyak diketahui oleh pelanggannya sehingga sebagian besar dari mereka bisa memaklumi jika saat ini pesanannya banyak yang tertunda.

"Mudah-mudahan kondisi harga bawang tinggi ini bisa segera berakhir dan bisa normal lagi. Yang kami khawatirkan jika kondisi ini berlangsung hingga sebulan lebih, bisa jadi nanti akan masuk bawang goreng impor dari China dan lainnya seperti yang terjadi pada tahun 2017 lalu. Kalau sudah terjadi impor, maka pengusaha bawang goreng Kuningan bisa terancam gulung tikar," ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: