Gempa Bumi Mengguncang Garut, 2 Warga Pameungpeuk Mengalami Luka-luka

Gempa Bumi Mengguncang Garut, 2 Warga Pameungpeuk Mengalami Luka-luka

Sorang anak kecil mengalami luka-luka karena tertimpa material bangunan saat gempa mengguncang Kabupaten Garut, Sabtu 27 April 2024 malam.-radartasik.com-

GARUT, RADARCIREBON.COM – Terdapat 2 orang warga Desa Leuwisimar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut mengalami luka akibat tertimpa material bangunan rumah yang terguncang dengan gempa bumi.

Menurut keterangan dari BPBD Kabupaten Garut, 2 korban yang mengalami luka-luka ini akibat terimpa genting saat gempa M 6.2 pukul 23.29 WIB, Sabtu 27 April 2024.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Sos ST MSi menyebutkan, kedua korban sudah mendapat penanganan medis.

BACA JUGA:Tidak Mau Kalah, Tim Thomas Indonesia Sukses Cukur Inggris 5-0

BACA JUGA:Soal Koalisi dengan Presiden Terpilih, PKS: Ya Kiat Dialoglah

BACA JUGA:Gemba Bumi Guncang Garut, Begini Penjelasan Ilmiah dari BMKG

“Sudah ditangani. Korban pertama atas nama Mahmud usia 67 tahun mengalami luka di kepala. Korban kedua atas nama Arpan usia 6 tahun, luka di kepala juga. Kedua korban ini tertimpa genting saat gempa terjadi,” ungkapnya.

Kalak BPBD juga menyebutkan, sempat terjadi kepanikan warga khususnya di Kabupaten Garut Selatan baik saat dan setelah gempa terjadi.

“Namun setelah dipastikan tidak berpotensi tsunami, kepanikan masyarakat berangsur. Dan kami masih melakukan pemantauan,” terang dia.

Sejauh laporan yang diterimanya melalui WhatsAap grup BPBD Kabupaten Garut, sambung Aah, belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan bangunan dan infrastruktur.

BACA JUGA:BREAKING NEWS! Gempa Bumi Guncang Garut, Getarannya Terasa Hingga Cirebon dan Indramayu

BACA JUGA:Gemba Bumi Guncang Garut, Begini Penjelasan Ilmiah dari BMKG

“Sementara baru ada dua korban luka tadi. Kami masih melakukan pemantauan. Dari laporan sementara yang diterima, kerusakan banguna hanya rusak ringan.”

“Seperti di Puskesmas Pameungpeuk. Itu sebagian atapnya saja ambruk. Tapi kami belum melakukan assessment,” tuturnya.  

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi gempa bumi mengguncang wilayah Jawa Barat, tepatnya di Samudera Hindia atau 151 Km barat daya Kabupaten Garut.

BACA JUGA:Kemenkop-UKM: Tidak Ada Aturan yang Melarang Jam Operasi Warung Madura 24 Jam

Gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 23.29 WIB Sabtu 27 April 2024 dengan kekuatan guncangan 6.2 magnitudo.

Walau titik gempa bumi berada di 8.42 lintang selatan dan 107.26 bujur timur atau 151 km barat daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 10 Km, guncangannya terasa hingga Pantura.

Beredar kabar disejumlah WAG, jika gempa bumi tersebut terasa di sebagian wilayah Kuningan, Cirebon, Indramayu hingga Jakarta.

Sementara, menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan tertulisnya, gempa yang terjadi di Samudera Hindia atau 151 Km barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat disebabkan oleh adanya gerakan batuan di lempeng bumi.

BACA JUGA:Mantap! Tim Uber Indonesia Gulung Hongkong 5-0

 “Gempa 6.2 magnitudo di selatan Jawa Barat dipicu oleh adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquakke),” katanya.

BMKG mencatat, pada Sabtu 27 April 2024 pukul 23.29.47 WIB wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa Barat diguncang gempa tektonik.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6.2 magnitudo.”

“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km,” bebernya.

BACA JUGA:PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Simak Baik-baik Respon Anies Baswedan

Dia melanjutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah.  

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault),” imbuhnya.

Tentu saja, akibat dari gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Kemudian, daerah Bandung dan Garut dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

BACA JUGA:Bupati Imron: Pentas PAI, Bikin Siswa Paham Pendidikan Agama dengan Baik

Lalu daerah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan  Purwokerto dengan skala intensitas III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ).

Selanjutnya, daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelas Daryono.  (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase