CAT di Aliran Jet Stream, Kemungkinan Jadi Penyebab Turbulensi Parah Singapore Airlines

CAT di Aliran Jet Stream, Kemungkinan Jadi Penyebab Turbulensi Parah Singapore Airlines

Dugaan penyebab turbulensi parah Singapore Airlines.-Singapore Airlines - tangkapan layar-radarcirebon.com

BACA JUGA:Kuwu Kepompongan Cirebon: Pegi Setiawan dari Keluarga Tidak Mampu, 2 Kali Dapat Rutilahu

Lalu, apa yang menjadi penyebab turbulensi parah yang terjadi di Singapore Airlines?

Kekhawatiran utamanya bukanlah turbulensi yang disebabkan oleh badai. Sebab, radar multi-scan modern dapat mendeteksi turbulensi tersebut dari jauh. 

Sebaliknya, masalah utamanya terletak pada turbulensi “CAT”. Atau biasa disebut dengan clear air turbulence. 

Turbulensi model ini sering terjadi di atau dekat wilayah aliran jet di lapisan troposfer. Aliran ini sering pula disebut Jet stream.

BACA JUGA:Reza Indragiri Heran Pegi Sanggup Buron 8 Tahun: Secanggih Apa Mengganti Identitas?

Turbulensi jenis ini disebabkan oleh pergeseran angin. Yang merupakan salah satu fenomena di mana 2 massa udara besar yang berdekatan bergerak dengan kecepatan berbeda.

Jet stream sendiri merupakan pertemuan arus udara dingin dan panas. Pertemuan itu menimbulkan arus kencang yang berhembus dari barat ke arah timur. 

Jet stream ini terjadi karena panas matahari tidak merata tersebar di bumi. Panas matahari terfokuskan hanya di sisi equator atau disebut khatulistiwa bumi. Sementara udara di sisi kutub itu dingin. 

Karena sifat udara panas yang akan bergerak naik ke atmosfir lalu udara dingin turun ke bumi untuk mengganti udara panas tersebut mengakibatkan sebuah arus yang disebut “Jet Stream”. 

BACA JUGA:7 Terpidana Pembunuhan Vina dan Eki Diboyong dari Cirebon ke Bandung, Akan Dipertemukan dengan Pegi?

Pergerakan arus ini juga mengikuti sumbu perputaran bumi dari arah timur ke barat. Arus “Jet Stream” ini juga dimanfaatkan di bidang aviasi. Tujuannya untuk mempersingkat perjalanan dari arah barat ke timur.

Hal itulah yang juga sering dimanfaatkan oleh pesawat komersil banyak terbang tinggi di lapisan troposfer. Walaupun ada resiko yang seperti menimpa Singapore Airlines. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: