Jadi Perhatian Dunia, Inilah Awal Mula Virus Mpox Muncul dan Cara Pencegahnya

Jadi Perhatian Dunia, Inilah Awal Mula Virus Mpox Muncul dan Cara Pencegahnya

Ilustrasi foto cacar monyet. -pixabay-

RADARCIREBON.COM – Pasca Covid-19, warga dunia dihebohkan dengan kehadiran virus baru, yakni virus cacar monyet atau monkey pox (Mpox).

Saking hebohnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan terkait memburuknya penyebaran wabah Mpox, khususnya Republik Demokratik Kongo.

Lalu apa yang menjadi penyebab wabah Mpox ini kembali merebak dan dinyatakan sebagai keadaan darurat medis di dunia?

Menurut Guru Besar Mikrobiologi Prodi Farmasi Universitas Esa Unggul, Prof Maksum Radji,  bahwa terjadi lonjakan kasus wabah Mpox di dunia dalam 2 tahun terakhir, sehingga WHO pada tanggal 15 Agustus 2024 yang lalu, mengumumkan bahwa wabah Mpox ini sebagai keadaan darurat medis secara global.

BACA JUGA:Alhamdulillah, Pemerintah dan DPR RI Sepakat Jadwal Pendaftaran PPPK Dimulai 27 September 2024

BACA JUGA:Bey Machmudin Perpanjang Tugas sebagai Pj Gubernur Jabar Hingga Pelantikan Kepala Daerah Definitif

Pengumuman kondisi darurat dipercepat setelah pejabat kesehatan Swedia mengkonfirmasi terdeteksinya sebuah kasus Mpox varian baru ini sebagai infeksi pertama yang terdeteksi di luar Afrika.

Dilansir dari laman who.int wabah Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh monkeypox virus (MPXV).

Virus ini merupakan virus berjenis DNA untai ganda berselubung dari genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Ada 2 clade virus yang berbeda yaitu clade I (dengan sub-clade Ia dan Ib) dan clade II (dengan sub-clade IIa dan IIb). Clade I ini dianggap lebih parah dan lebih cepat menular dibandingkan dengan MPXV Clade II.

Wabah global Mpox pada tahun 2022 disebabkan oleh sub-clade IIb di Afrika termasuk di beberapa negara Eropa dan Asia.

BACA JUGA:8 Pelajar Cirebon Diamankan Saat Pesta Miras, 2 Perempuan Ada Siswa SMK dan SMP

BACA JUGA:Ibu Muda yang Meninggal di Kontrakan Kuningan Tinggal dengan Suami Kedua, Polisi Pastikan Hal Ini

Sedangkan pada tahun 2024 terjadi peningkatan wabah Mpox yang disebabkan oleh sub-clade Ia dan Ib di Republik Demokratik Kongo dan di negara-negara lain di Afrika.

Pada Agustus 2024, sub-clade Ib juga telah terdeteksi di luar negara Afrika, termasuk di Swedia, Filipina dan Thailand.

Mpox menyebar dari orang ke orang terutama melalui kontak dekat dengan seseorang yang menderita Mpox, termasuk anggota rumah tangga.

Kontak dekat ini meliputi kontak kulit ke kulit, hubungan seks dan kontak mulut ke mulut serta bisa melalui percikan air liur (droplet) dari seseorang yang menderita Mpox ke orang di sekitarnya.

Orang juga dapat tertular Mpox dari benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian, melalui jarum suntik yang terkontaminasi virus Mpox yang digunakan secara bersama.

BACA JUGA:Air Bersih Siap Minum, Kereta Otonom, Hingga Smart Home Hadir di IKN

Penularan virus Mpox juga dapat terjadi dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya, atau pada proses kelahiran dari ibu yang tertular Mpox ke bayinya.

Penularan Mpox selama kehamilan dapat membahayakan janin seperti keguguran, lahir mati, kematian bayi baru lahir, atau komplikasi lainnya.

Penularan Mpox juga dapat terjadi dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran binatang yang membawa virus Mpox.

Menurut WHO, hingga akhir Agustus 2024 Pemerintah Republik Demokratik Kongo melaporkan sebanyak 18 ribu kasus Mpox, baik sub-clade I maupun sub-clade Ib.

Sebanyak 615 orang meninggal di Republik Demokratik Kongo akibat Mpox. Jumlah ini melebihi total kasus yang tercatat pada tahun 2023.

BACA JUGA:Tak Ada Besi Cor di Sebagian Betonisasi Jalan Pagertoya

Kasus Mpox di Indonesia

Melansir data dari Kemenkes RI hingga tanggal 17 Agustus 2024 yang lalu, kasus Mpox di Indonesia telah terkonfirmasi sebanyak 88 kasus Mpox sejak tahun 2022.

Adapun kasus terkonfirmasi Mpox tersebar di 6 provinsi, yakni Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Timur. 

DKI Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 59 pasien, disusul Jawa Barat 13 pasien. Kemudian Banten 9 pasien dan diikuti oleh Jawa Timur 3 pasien, DIY 3 pasien, dan Kepulauan Riau 1 pasien.

Walaupun demikian pada awal September 2024 dilaporkan adanya beberapa suspek baru dan masih dalam status pemeriksaan dan uji konfirmasi.

BACA JUGA:Aston Cirebon Hadirkan Pengalaman Seru dan Kreatif untuk Keluarga

Disamping itu, Kemenkes RI menegaskan bahwa sub-clade 1B yang merupakan varian Mpox baru belum terdeteksi di Indonesia.

Untuk mencegah penularan Mpox, direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi terhadap orang-orang yang berisiko tinggi tertular.

Kelompok yang berisiko tinggi terkena Mpox antara lain para tenaga medis yang berisiko terpapar, orang-orang yang tinggal serumah atau dalam komunitas dekat dengan penderita Mpox, orang-orang yang memiliki banyak pasangan seks, termasuk pria yang berhubungan seks dengan pria; dan para pekerja seks.

BACA JUGA:Ada Double Bonus dari Astra Daihatsu Cirebon di Hari Pelanggan Nasional

Vaksin juga dapat diberikan setelah seseorang kontak erat dengan seseorang yang menderita Mpox sebagai profilaksis.

Dalam kasus ini, vaksin harus diberikan kurang dari 4 hari setelah kontak erat dengan seseorang yang menderita Mpox. Vaksin dapat diberikan hingga 14 hari jika orang tersebut tidak menunjukkan gejala.

Adapun jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase