Ihhh...Serem! Dua Orang Pekerja Tewas Dipanah Suku Mascho Piro Amazon, Kenapa Ya?
Mascho Piro-Foto : nationalgeographic.grid.id-radarcirebon.com
"Dengan memfasilitasi penebangan dan perusakan hutan hujan ini, mereka tidak hanya membahayakan kelangsungan hidup masyarakat Mashco Piro, yang sangat rentan terhadap epidemi penyakit yang dibawa oleh orang luar, tetapi mereka juga secara sadar membahayakan nyawa para pekerja penebangan," tambah Pearce.
Dilansir dari iFlScience, Suku Mascho Piro adalah sebuah komunitas pemburu dan pengumpul nomaden yang tinggal di hutan hujan di tenggara Peru.
BACA JUGA:Shin Tae-yong dan Justin Hubner Menyatakan Tak Gentar Hadapi Australia
Kemungkinan mereka itu adalah salah satu suku terbesar di dunia yang tidak tersentuh dengan dunia luar. Dipekirakan suku tersebut memiliki 750 anggota.
Lebih lanjut lagi suku Mascho Piro memiliki trauma terhadap orang luar. Pada akhir abad ke-19, suku tersebut pernah mengalami penderitaan yang luar biasa.
Di tangan para baron karet colonial di Negara Amazon bagian barat, ribuan orang diperbudak, sementara untuk orang dari Suku Mascho Piro yang diburu jumlahnya tidak diketahui, disiksa, dirampok, bahkan hingga dibunuh.
Dan sekarang mereka pun harus menghadapi ancaman baru, yaitu penebangan dan penggundulan hutan.
Sebelumnya insiden serupa pun pernah terjadi pada tanggal 27 Juli di mana suku itu menyerang para penenbang dengan menggunakan sebuah busur dan anak panah di wilayah yang diperebutkan.
Namun hanya beberapa minggu sebelum konflik, Survival merilis foto-foto yang menunjukan bagaimana anggota suku Mascho Piro tinggal sangat dekat dengan bagian-bagian hutan yang sedang diincar oleh perusahaan penebangan.
Karena dua serangan kini terjadi dalam hitungan minggu, Survival Internasional menyerukan kepada pemerintahan untuk mengambil tindakan sebelum peristiwan penyerangan yang dilakukan suku Mascho Piro itu kembali terulang.
"Pemerintah harus bertindak sekarang: harus membatalkan konsesi penebangan dan mengakui serta melindungi seluruh wilayah Mashco Piro. Jika tidak, tragedi selanjutnya tidak dapat dihindari," tutup Pearce. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: