5 Makna Cinta Menurut Jalaluddin Rumi Berdasarkan Karyanya Fihi Ma Fihi

5 Makna Cinta Menurut Jalaluddin Rumi Berdasarkan Karyanya Fihi Ma Fihi

Makna cinta menurut Jalaluddin Rumi dalam bukunya Fihi Ma Fihi. Ilustrasi foto:-Hayati Ayrancı-pexels.com

Transformasi Spiritual: Shams, seorang darwis kelana, memperkenalkan Rumi pada pengalaman cinta ilahi dan praktik tasawuf yang mendalam. Hubungan mereka lebih dari sekadar persahabatan; Shams menjadi cermin spiritual bagi Rumi.

Perubahan Gaya Hidup: Setelah bertemu Shams, Rumi mulai meninggalkan fokusnya pada pengajaran hukum Islam dan lebih mendalami tasawuf, seni, dan puisi.

Puisi dan Ekspresi Cinta: Kehilangan Shams yang tiba-tiba (kemungkinan besar karena konflik dengan murid-murid Rumi) memunculkan ribuan puisi cinta dan mistik, termasuk Divan-e Shams Tabrizi.

4. Kehidupan Sebagai Penyair dan Sufi

Karya Besar: Setelah pertemuannya dengan Shams, Rumi menghasilkan karya-karya monumental seperti Masnavi-ye Ma’navi (sebuah karya puisi sufi enam jilid) dan Fihi Ma Fihi (kumpulan ceramah dan diskusi).

Zikir dan Tari Sufi: Rumi dikenal sebagai pelopor Sema, yaitu tarian sufi yang melibatkan gerakan berputar sebagai bentuk zikir. Ini menjadi dasar dari tradisi Mevlevi (tarekat Darwis Berputar).

5. Kehidupan Akhir

Kebijaksanaan yang Universal: Rumi semakin dikenal karena ajarannya yang menekankan cinta universal, harmoni, dan hubungan antara semua makhluk dengan Tuhan. Ia mengajarkan pentingnya melepas ego dan mencintai tanpa batas.

Wafat: Rumi wafat pada 17 Desember 1273 di Konya. Hari wafatnya dirayakan sebagai Seb-i Arus (Malam Pernikahan), simbol bersatunya jiwa Rumi dengan Tuhan.

Prinsip Kehidupan Rumi

Rumi menjalani hidupnya berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

1. Cinta Ilahi: Segala sesuatu dalam hidupnya, termasuk karya seni dan ajarannya, terinspirasi oleh cinta kepada Tuhan.

2. Pengabdian kepada Masyarakat: Sebagai ulama, ia mendidik masyarakat dan membimbing mereka menuju pemahaman spiritual.

3. Kesederhanaan: Ia hidup sederhana meskipun menjadi tokoh terkenal.

4. Persaudaraan Universal: Rumi menolak sekat-sekat agama, ras, dan budaya, mengajarkan bahwa cinta menyatukan semua manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: