Kisah Ahli Maksiat yang Dicintai Allah, Bahkan Nabi Musa Diperintahkan Mengurus Jenazahnya

Kisah Ahli Maksiat yang Dicintai Allah, Bahkan Nabi Musa Diperintahkan Mengurus Jenazahnya

Kisah seorang ahli maksiat yang dicintai Allah di zaman Nabi Musa. Ilustrasi:-Ahmed Aqtai-pexels.com

Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Bahkan dosa yang besar dapat diampuni jika seseorang memiliki keikhlasan dan hubungan yang tulus dengan Allah.

2. Amal yang Disukai Allah

Tidak semua kebaikan terlihat oleh manusia. Kadang, amal kecil yang dilakukan dengan tulus bisa memiliki nilai yang besar di sisi Allah.

BACA JUGA:Ono Surono Sayangkan Larangan Jalsah Salanah Ahmadiyah di Kuningan: Pelanggaran!

BACA JUGA:Jalsah Salanah Ahmadiyah Kuningan Dilarang, Ribuan Perempuan dan Anak-anak Terlantar di Stasiun dan Terminal

3. Hindari Menghakimi Orang Lain

Kita tidak tahu isi hati seseorang. Apa yang terlihat buruk di mata manusia belum tentu buruk di sisi Allah.

4. Kekuatan Cinta kepada Allah

Kasih sayang dan cinta kepada Allah memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Orang tersebut dicintai Allah karena hatinya terhubung kepada-Nya meskipun ia berbuat maksiat.

Kisah ini mengingatkan kita untuk selalu berprasangka baik kepada Allah, tidak putus asa dari rahmat-Nya, dan menghindari sikap menghakimi orang lain.

Doa Seorang Ahli Maksiat yang Dicintai Allah di Zaman Nabi Musa

Seorang ahli maksiat pada zaman Nabi Musa mendapat rahmat Allah berkat pengakuan dosa dan doa yang tulus dia panjatkan.

Di ahir hayatnya, seorang pendosa atau ahli maksiat itu mengakui semua dosa-dosanya lalu memohon ampunan dalam doa yang dia panjatkan dengan setulus hati.

Kisah ini terjadi pada zaman Nabi Musa 'Alaihissalam. Allah mengabulkan doa ahli maksiat tersebut dan menurunkan rahmat-Nya.

Doa ini mencerminkan kerendahan hati, penyesalan mendalam, dan keyakinan yang kuat akan rahmat Allah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: