Desa Leuweunghapit Majalengka 10 Tahun Langganan Banjir, Camat Ligung Tawarkan Solusi

Desa Leuweunghapit Majalengka 10 Tahun Langganan Banjir, Camat Ligung Tawarkan Solusi

Kondisi di Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka saat terjadi banjir, beberapa hari lalu.-Ono Cahyono-Radarcirebon.com

“Tambak limpas atau bendungan kecil ini berfungsi untuk menampung air selama musim kemarau,” ujarnya. 

“Namun, ketika musim hujan tiba, bendungan ini justru menghambat aliran air, sehingga air tertahan dan meluap ke Blok Cikamangi di Desa Leuweunghapit,” kata Abdul Ghoni.  

BACA JUGA:Komisi II DPRD Optimis Target Swasembada Pangan 2028 Terwujud

BACA JUGA:Kemenag Siapkan Program Pembelajaran di Bulan Ramadan 1446 H

Faktor lainnya yaitu kondisi tanggul di sepanjang Sungai Cikamangi yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan. 

Beberapa mengalami kerusakan. Kondisi tanggul juga membutuhkan perhatian khusus serta dukungan dari berbagai pihak.  

“Untuk solusi jangka panjang, bendungan kecil ini perlu dibongkar agar dapat meminimalkan risiko banjir. Namun, keputusan ini juga dilematis karena bendungan tersebut sangat dibutuhkan oleh petani Desa Ampel saat musim kemarau,” jelasnya.  

Nah, untuk solusi jangka pendek, dia menyarankan untuk melaksanakan normalisasi Sungai Cikamangi.

Kemudian diperlukan juga perbaikan tanggul yang sudah rusak. Menurut dia, dalam waktu 10 tahun terakhir ini, perbaikan dan normalisasi sungai hanya dilakukan satu kali.  

“Ketika air meluap, kami hanya bisa menambal beberapa titik tembok penahan tanah (TPT) yang jebol dengan karung. Persoalan utamanya adalah normalisasi sungai dan penanganan tambak limpas di Desa Ampel. Selama itu belum ditangani, kiriman air dari hulu akan terus menyebabkan banjir,” tandas Camat Ligung.  

Di sisi lain, Kepala Desa Leuweunghapit, Didi Suryadi membenarkan bahwa penyebab banjir di wilayahnya dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. 

Namun, menurut dia, tidak ada solusi nyata dari pemerintah Kabupaten Majalengka.

Bahkan, Didi mengaku sudah bosan. Sebab, sudah sering dilakukan survei lapangan oleh petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan dinas terkait, tapi tidak ada tindak lanjut.

“Mereka datang, mengambil foto lokasi, lalu pergi tanpa ada langkah nyata. Kami juga bisa melakukan itu. Jujur saja, saya sudah sangat kesal dengan kondisi ini,” kata Didi, kecewa.  

Didi juga meminta perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka untuk memperbaiki drainase di sepanjang jalan Bantarwaru-Ligung, terutama di wilayah Desa Leuweunghapit.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: