Perajin Batik Cirebon Makin Sedikit, Anak Muda Ogah Karena Upah Rendah, Sehari di Bawah Rp100 Ribu

Perajin Batik Cirebon Makin Sedikit, Anak Muda Ogah Karena Upah Rendah,  Sehari di Bawah Rp100 Ribu

Tampak perajin batik di Wilayah Trusmi Kecamatan Plered fokus dalam membatik, kemarin. Saat ini, minat kaum muda untuk membatik berkurang.-Cecep Nacepi-Radarcirebon.com

BACA JUGA:Taati Inpres Nomor 1 Tahun 2025, Pemprov Jabar Targetkan Efisiensi Hingga Rp2 Triliun

BACA JUGA:Kecelakaan di Tol Cipali Saat Masa Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek, 4 Orang Terluka

“Di QR barcode itu, nanti muncul siapa yang membatik, siapa yang berperan dalam batik itu, motif batiknya apa, dan lain sebagainya. Poinnya adalah Indikasi Geografis memberikan rupiah terhadap pembatik,” papar Pj Bupati Cirebon, Drs H Wahyu Mijaya SH MSi kepada Radar Cirebon, kemarin.

Dengan demikian, lanjutnya, pembatik tidak hanya dibayar. Tetapi, saat karya batiknya terjual, pembatik juga mendapatkan haknya. 

Sehingga, ada nilai ekonomi yang lebih untuk memberikan semangat pembatik dan menarik minat generasi muda untuk membatik.

“Dengan cara ini, mudah-mudahan para generasi muda tertarik, karena dari sisi ekonomi juga dihargai. Untuk setiap karya yang dibuat dihargai, dan memberikan pendapatan lebih. Semakin banyak batik terjual maka semakin meningkatkan ekonomi pembatik,” kata Wahyu Mijaya. 

Ia berharap, apa yang dilakukan oleh Pemkab Cirebon dapat menarik generasi muda minat untuk membatik. 

Ditambah, pihaknya sudah berkomunikasi dengan komunitas batik, dimana sudah ada generasi muda yang membatik. 

“Saya lihat regenerasi juga dilihat oleh komunitas, sehingga yang sekarang membatik juga ada yang muda-muda,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: